Kamis 09 Feb 2012 16:58 WIB

Mengonsumsi Air Isi Ulang? Waspadalah, Masih Tercemar Bakteri

Air isi ulang/ilustrasi
Foto: clog.dailycal.org
Air isi ulang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Anda termasuk konsumen air isi ulang? Waspadalah, ternyata air isi ulang juga masih tercemar bakteri.“Dari hasil survei  yang telah dilakukan, sekitar 40 persen air isi ulang yang beredar di pasaran ternyata telah tercemar bakteri. Jadi, sebelum diminum, sebaiknya air direbus dulu hingga mendidih, tidak hanya menggunakan panas dispenser yang tak terlalu panas,” kata pakar kesehatan lingkungan FKM UI, dr R Budi Haryanto.

Dia pun menyarankan untuk selalu merebus air walaupun telah memakai air isi ulang. Berbeda dengan air galon isi ulang, air galon bermerek memiliki jaminan yang lebih bagus. Terbukti dengan penemuan yang tak banyak menunjukkan bukti tercemarnya bakteri pada air galon bermerek. “Jadi, jika ingin lebih aman, bisa gunakan air galon bermerek. Namun, menilik sisi ekonomisnya, bisa dengan tetap menggunakan air isi ulang biasa namun pastikan telah direbus hingga mendidih," kata dokter Budi.

Air dalam galon juga harus selalu diperhatikan. Kadang, jika terlalu lama tak dikonsumsi dan ditaruh di tempat panas, air dalam galon bisa berlumut. "Jika sudah ada lumut atau mikroba apa pun yang bisa tumbuh dalam air, maka air tersebut sudah tak layak konsumsi," kata dokter Budi.

Jika tak menggunakan air galon, namun menggunakan air PAM, pastikan dulu air dalam kondisi yang baik seperti di atas. Yaitu, tanpa bau, tanpa rasa, jernih, tanpa warna, dan tak mengendap. “Sebenarnya air PAM bisa dikonsumsi asal dimasak hingga benar-benar mendidih. Karena, air PAM telah mengalami pengolahan sehingga senyawa kimia tak terlalu banyak yang mengontaminasi air,” kata Budi.

Bagaimana dengan mereka yang masih menggunakan air sumur? Budi menyarankan agar memastikan lebih dulu ciri-ciri air tersebut layak konsumsi. Terkadang, air sumur memiliki kadar besi yang tinggi, terbukti dengan adanya pengendapan. Sebenarnya, air semacam itu sudah tak layak konsumsi. Namun,  ada cara untuk mengakali agar kandungan besi berkurang, yaitu dengan cara aerasi.

Aerasi adalah proses menghilangkan besi dengan cara memberikan kontak antara udara dan air. ‘’Caranya, semprotkan air dengan selang ke atas, dan tampung air. Air tampungan tersebut kemudian didiamkan dan ambil air bagian atasnya saja,” kata dokter Budi. Setelah itu, barulah air direbus hingga benar-benar mendidih dan air layak dikonsumsi. Dengan konsumsi air sehat, maka keluarga pun akan sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement