Rabu 01 Feb 2012 16:36 WIB

Mau Jual Mobil? Hati-hati Pasang Iklan, Penjahat Mengincar

 Honda Civic Hybrid salah satu varian mobil andalan Honda (ilustrasi).
Foto: AP
Honda Civic Hybrid salah satu varian mobil andalan Honda (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR---Penipuan sedang marak dengan sasaran para pemasang iklan jual kendaraan. Salah satu korbannya adalah warga Kabupaten Bogor bernama Noor (30) yang tertipu Rp 60 juta.

Kepala Satuan Reskrim Polres Bogor AKP Imron Ernawan  mengungkapkan, Noor awalnya mengiklankan kendaraannya di media cetak. Dalam iklan tersebut, Noor mencantumkan nomor teleponnya agar bisa dihubungi calon pembeli.

Peristiwa penipuan terjadi Sabtu (28/1) pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Noor dihubungi oleh pelaku yang mengaku calon pembeli. "Pelaku meminta nomor rekening korban  untuk ditransfer uang sebagai pembayaran awal beli mobil korban," kata AKP Imron.

Lalu, lanjut Kasat, setelah korban mengirimkan nomor rekeningnya, pelaku menelepon korban dan mengatakan bahwa dirinya sudah mengirim uang sebanyak Rp 5 juta kepada korban.

Korban pun melakukan pengecekan, ternyata uang yang dimaksud tidak ada masuk ke rekening korban. Pelaku lantas mengatakan, kemungkinan jaringan "error". Saat itulah pelaku memulai aksinya. Pelaku meminta korban memasukkan sejumlah angka secara beruntun dengan alasan bahwa angka tersebut merupakan kode untuk mengalihkan dana milik pelaku ke korban.

Korban tidak sadar bahwa angka-angka tersebut merupakan rekening pelaku dan angka sejumlah uang milik korban dikirimkan ke rekening pelaku."Korban tidak sadar akhirnya mengirimkan uang dengan perincian Rp 30 juta, Rp 20 juta, dan Rp 10 juta ke dua rekening bank yang berbeda dengan total Rp 60 juta," kata Kasat.

Tidak lama setelah itu, ungkap Imron, korban sadar dengan mengecek uangnya sudah menghilang Rp 60 juta di ATM dan nomor telepon pelaku sudah tidak bisa dihubungi lagi sampai saat ini."Jadi, korban yang seharusnya mendapat keuntungan jual mobil tapi sekarang malah rugi Rp 60 juta," kata Imron.

Menurut Imron, kejadian ini sudah banyak terjadi dalam masyarakat. Masyarakat menjadi korban tindak kejahatan melalui telepon karena tergiur tawaran yang diberikan oleh pelaku. "Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam transaksi lewat telepon. Bila melalui iklan yang ditawarkan, lebih baik ketemu langsung antara penjual dan pembeli bila sudah sepakat harga. Banyak pelaku-pelaku penipu yang memanfaatkan kesempitan orang lain," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement