Senin 23 Jan 2012 17:24 WIB

'Trotoar tak Manusiawi, Jakarta tak Ramah Pejalan Kaki'

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, Kecelakaan maut yang menewaskan sembilan orang pejalan kaki semakin menegaskan Jakarta sebagai kota yang tidak ramah untuk pejalan kaki. Menurut pengamat tata ruang kota, Nirwono Yoga, kecelakaan itu harus menjadi momentum untuk membangun jalur pejalan kaki yang aman dan nyaman untuk seluruh warga.

 

Menurut Nirwono, banyak trotoar di ibukota kondisinya sangat tidak ideal. "Sebagian besar trotoar di Jakarta sangat tidak manusiawi," kata Nirwono saat dihubungi Republika, Senin (23/1).

 

Nirwono mengatakan, rata-rata trotoar di Jakarta lebarnya tidak memenuhi syarat, yakni hanya satu sampai satu setengah meter. Selain itu kondisi trotoar juga naik turun, dipenuhi banyak potongan di sana-sini. Belum lagi banyaknya lubang di berbagai tempat. "Kondisi itu mendorong para pejalan kaki berjalan di badan jalan," katanya.

 

Sedangkan trotoar yang lebarnya sekitar tiga meter, seperti di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, diisi oleh banyak sekali badan jembatan penyeberangan, sehingga mengganggu kelancaran berjalan para pedestrian. "Hal-hal seperti ini membuat orang malas berjalan kaki," katanya.

 

Menurut Nirwono, keadaan seperti itu terjadi karena pola pikir pemerintah daerah yang menempatkan trotoar sebagai kasta terendah pada struktur jalan di Jakarta. Pola pikir seperti itu menganggap jalan sebagai sarana untuk mobil. "Padahal di kota-kota besar pada umumnya pejalan kaki merupakan kasta tertinggi pemakai jalan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement