Jumat 20 Jan 2012 02:37 WIB

Fakta Baru Minuman Soda, Tingkatkan Lemak Berbahaya

Minuman bersoda
Foto: healthnews.com
Minuman bersoda

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Hati-hati dengan minuman bersoda. Ada bahaya baru terungkap. Menenggak jenis minuman ini secara rutin tiap hari meningkatkan jumlah lemak di hati, otot dan sekitar organ-organ dalam perut.

Itulah hasil studi terkini dari Denmark. Jenis peningkatan lemak itu terkait dengan studi lain yang mengkaji membesarnya risiko diabetes dan penyakit hati.

Studi ini menyimpukan efek samping minuman bergula ternyata lebih besar dari sekedar penambahan berat badan atau penimbunan lemak. "Masalahnya terjadi penumpukan lemak di tempat yang salah, " ujar guru besar di Kesehatan Publik Havard, Frank Hu, yang tak terlibat dalam studi.

RIset yang dipimpin oleh Dr. Bjørn Richelsen Rumah Sakit Universitas Aarhus, Denmark, menanyai orang-orang yang mengonsumsi baik air putih, susu, cola diet atau cola biasa setiap hari dalam enam pekan. Partisipan berjumlah 47 orang dalam studi itu dalam kondisi berat badang berlebih bahkan obese.

Richelsen mengatakan timnya sengaja memilih meneliti grup ini karena orang-orang dengan berat badan berlebih dan obesitas akan lebih sensitif dengan perubahan pola makan ketimbang mereka yang berberat badan normal.

Pada akhir studi, mereka yang rutin meminum tipe soda dengan gula memiliki 25 persen lemak lebih banyak di sekitar organ-organ dan bertambah dua kali lipat di sekitar liver dan otot.

Penambahan lemak semacam itu, menurut kesimpulan sebagian besar studi yang pernah dilakukan--terkait dengan peningkatan risiko pengembangan sindrom metabolisme seperti diabetes tipe dua, penyakit jantung dan penyakit liver nonalkoholik, demikian Richelsen memaparkan.

Sindrom metabolisme adalah grup faktor kesehatan yang berhubungan erat dengan tingginya risiko diabetes dan stroke.

 

Tipe lemak yang ditemukan dalam studi tim Richelsen--disebut lemak ektopik--dianggap lebih berbahaya terhadap metabolisme kesehatan manusia ketimbang lemak yang terkumpul di bawah kulit.

"Sudah dipastikan dengan baik lewat berbagai pembuktian bahwa lemak ektopik sangat 'tidak sehat' dan memicu kerusakan fungsi dari organ yang terkena," ujar Richelsen.

Hu dari Harvard menyatakan hasil eksperimen Richelsen melengkapi studi yang telah menyurvei orang-orang terhadap kebiasaan minum soda merkea. "Penelitian ini memberi satu potong lagi bukti yang mendukung rekomendasi pengurangan konsumsi minuman manis bersoda," ujarnya.

sumber : healthnews.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement