Selasa 08 Nov 2011 00:04 WIB

Kisah dari SDN Asam Tiga, Sekolah Beratap Daun dan Berdinding Pelepah

Sekolah ambruk, ilustrasi
Sekolah ambruk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG-- Empat anak kecil sedang bermain "tali merdeka" dalam ruang kelas SD Negeri Asam Tiga. Sekolah ini sebenarnya tak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Kupang. Tapi lokasinya memang unik, di tengah hutan di kota Oelamasi, sekitar 38 km timur Kupang.

Dan sekolah itupun benar-benar seadanya. Atapnya adalah daun gewang. Dinding kelasnya pelepah daun gewang (sejenis palem hutan). Lantainya jelas bukan keramik, melainkan tanah. Bangunan reot ini sebenarnya tak layak disebut sekolah.

Untung sekarang SDN Asam Tiga masuk dalam paket Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Gedung SD dan SMP 2011 yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Nasional. Dengan demikian, sekolah itu akan segera dipermak habis-habisan. Dindingnya dari tembok, dan atapnya dari seng. Sementara lantainya, masih tetap tanah padat.

Di sinilah Ester Jemy da Santos Almeidah (11), siswa kelas VI SDN Asam Tiga sedang bermain Elisabeth Faria Bento da Crus (8), Aveni de Jesus (9) dan Hana Jemy Almeidah.

Mereka adalah warga eks Timor Timur yang orangtuanya memilih tetap menjadi WNI pascajajak pendapat Timor Timur pada 1999. "Kami tinggal di kebun bersama orangtua," kata Aveni, siswa kelas III. Ia tersenyum simpul.

"Kami sudah selesai sekolah dari jam 12.00. Anak-anak sudah pulang, dan pak guru juga sudah pulang semua. Sebentar lagi baru kami pulang kebun (maksudnya kembali ke rumah orangtua mereka yang dibangun di atas kebun orang)," sambung Ester Jemy.

Sebelumnya, SD Negeri Asam Tiga pernah dikunjungi oleh Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh. Tepatnya oada satu malam bulan Juli 2011. Menteri Mohammad Nuh ingin melihat langsung kondisi sekolah yang sesungguhnya.

Mendiknas kemudian mencari dana untuk merehabilitasi gedung sekolah tersebut, setelah peletakan batu pertama pada bulan Oktober 2011 namun tidak ada kelanjutan pembangunannya. Dalam sebuah teleconference, Oktober lalu, Mendiknas meminta agar gedung SD Negeri Asam Tiga jangan dibongkar, tetapi dibiarkan saja untuk dijadikan semacam museum.

Berapa dana membangun sembilan kelas yang layak bagi murid SDN Asam Tiga? Cukup besar. mencapai sekitar Rp920 juta. Meskipun bangunan fisiknya baru digarap, anak-anak tetap menikmati proses belajar mengajar di bawah atap daun gewang yang menutupi bangunan reot  itu.

Anak-anak terkesan tidak cemas dengan bangunan reot itu. Mereka menikmati hari-hari mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement