Senin 31 Oct 2011 13:25 WIB

Dilempari Saos Tomat, Kepala Sekolah Dituntut Mundur Siswanya

Aksi demonstrasi pelajar menuntut pencopotan kepala sekolah. (ilustrasi)
Foto: www.kliksumbar.com
Aksi demonstrasi pelajar menuntut pencopotan kepala sekolah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN - Ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Kota Madiun, Jawa Timur, Senin (31/10), melakukan demonstrasi menuntut kepala sekolah mereka mundur dari jabatan. Sang kepala sekolah dituding telah menyalahgunakan iuran siswa hingga ratusan juta rupiah.

Koordinator aksi, Tias Margareta, mengatakan bahwa para siswa tidak hanya menuntut kepsek Mahmudi  mundur. Para siswa juga mendesak Mahmudi mengembalikan iuran siswa yang ditilepnya tersebut. Dalam melakukan aksi curangnya, kepala sekolah diduga dibantu oleh Erliani selaku bendahara sekolah.

"Oleh karena itu, kami menuntut keduanya untuk mundur dari jabatan. Selain itu, kami juga meminta mereka mengembalikan uang iuran dan meminta maaf secara langsung," ujar Tias Margareta saat aksi.

Saat aksi orasi selesai, Mahmudi dan Erliani akhirnya keluar menemui massa. Mereka di depan ratusan siswa meminta maaf. "Saya pribadi meminta maaf kepada para siswa dan guru di sekolah ini. Dengan ini, saya menyatakan mengundurkan diri dan akan mengembalikan semua uang yang sudah saya gunakan," ujar Mahmudi.

Namun, massa yang terlanjur emosi itu langsung melempari keduanya dengan saus tomat sisa makanan bakso. Sementara Ketua Komite SMKN 5 Kota Madiun, Junaidi, mengatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti keputusan kepala sekolah tersebut dengan mengadakan rapat anggota komite sekolah.

"Kami belum dapat menyebutkan besaran uang yang diduga disalahgunakan oleh Pak Mahmudi. Setelah ini, kami akan mengadakan rapat dengan anggota komite sekolah lainnya, guru, dan perwakilan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Madiun," kata Junaidi. "Kami masih menggunakan jalur kekeluargaan untuk menyelesaikan masalah ini. Kami tidak melaporkan yang bersangkutan karena ia telah meminta maaf dan bersedia mengembalikan uang siswa.''

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement