Selasa 18 Oct 2011 16:23 WIB

Tak Ingin Kecerdasan si Kecil Terganggu? Pastikan Duet Zat Besi-Zink Terpenuhi

Anak-anak dengan makanan sehat (Ilustrasi)
Anak-anak dengan makanan sehat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Apakah si kecil anda sudah mendukup asupan zat besi dan zink? Bila tak yakin pastikan mereka mendapat asukan dua zat tersebut dengan cukup sejak saat ini.

Tahukah anda, kekurangan zat besi dan zat zink pada anak dapat mengakibatkan anemia yang dampaknya fatal yaitu mengganggu kemampuan otak sehingga dapat mengurangi kecerdasan anak. Hal ini dingkapkan staf Ahli Persatuan Dokter Gizi Medik Indonsia atau PDGMI.

Saptawati menyebut sebagian besar anak-anak usia sekolah dasar (SD) di Indonesia kurang mendapatkan asupan makanan yang mengandung zat besi dan zat zink yang sesuai dengan kebutuhan minimalnya.

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2007 menunjukkan 40 persen anak Indonesia usia 1-14 tahun menderita anemia. "Kondisi ini harus segera ditanggulangi karena usia SD merupakan usia emas kedua bagi pertumbuhan anak, baik dari fisik maupun mental yang sangat berpengaruh bagi masa depannya," tambah Saptawati.

Ia menyebut anak usia pertumbuhan antara 6-12 tahun harus dibiasakan mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang karena kekurangan gizi dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan fisik, daya tahan tubuh lemah dan kemampuan otak lemah bahkan sampai berdampak pada perilaku sosialnya.

Sementara itu, kandungan zat besi pada makanan dapat ditemukan di daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan serta makanan yang difortifikasi atau diberi tambahan vitamin dan mineral.

Sedangkan zink dapat diperoleh dengan mengkonsumsi daging, keju, telur, unggas, sayuran hijau dan makanan yang difortifikasi.

"Sayangnya survei bagian gizi FKUI menunjukkan konsumsi daging dan ikan pada anak sekolah hanya 10-16 persen dari porsi makan sehari-hari, sementara berdasarkan Riskesdas 2007, 94 persen penduduk Indonesia termasuk anak-anak kurang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan," papar Saptawati.

Kekurangan zat gizi pada anak seringkali disubstitusi dengan menambah konsumsi susu bahkan hingga berlebihan dan hal itu dinilai Saptawati bukan langkah yang bijak karena susu seharusnya hanya sebagai pelengkap, bukan sebagai santapan utama.

"Kalau anak gak mau makan, mungkin lagi gak butuh waktu itu karena sudah kebanyakan asupan makanan. Tapi tetap harus diberi makan, gak boleh diganti susu semua," ujarnya.

Tapi susu disebut Saptawati boleh diberikan kepada anak sebagai cemilan sehat yang dapat membantu memenuhi asupan zat gizi dan zat zink anak yang besar kebutuhannya berbeda-beda, tergantung dari umur anak.

Bagi umur anak sekolah dasar, kebutuhan asupan zat zink perhari rata-rata 11,2 miligram dan zat besi 10 miligram yang diharapkan dapat dipenuhi dari makanan anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement