Ahad 16 Oct 2011 08:14 WIB

Gerindra Desak Pemerintah Buat Langkah Konkrit Atasi Rawan Pangan

Musim kemarau berkepanjangan rentan menjadi rawan pangan (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Musim kemarau berkepanjangan rentan menjadi rawan pangan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG - Ketua Fraksi Gerindra DPRD Nusa Tenggara Timur, Gabriel Beri Binna, mendesak pemerintah daerah ini untuk segera mengambil langkah-langkah konkrit melalui program tanggap darurat dalam mengatasi masalah rawan pangan.

"Kasus rawan pangan hampir menimpa semua daerah di NTT yang perlu segera diatasi untuk mencegah terjadinya bahaya kelaparan," katanya di Kupang, Ahad (16/10), menanggapi fenomena rawan pangan sebagai akibat dari anomali cuaca ekstrim yang melanda NTT saat ini.

Menurut dia, program padat karya dan kegiatan sejenisnya yang dilakukan pemerintah hanya bersifat sementara. Program pemerintah dinilai bukan sebagai langkah yang ampuh dalam mengatasi persoalan rawan pangan secara total.

Ia mengatakan rawan pangan di tingkat petani adalah sebuah situasi yang benar-benar paradoks dengan peran petani sebagai penghasil pangan. Menurut Gabriel, tingkat kerawanan pangan sangat dipengaruhi oleh produksi pangan, distribusi pangan, akses masyarakat terhadap pangan serta pola konsumsi pangan masyarakat.

Dalam hal produksi pangan, pemerintah menunjukkan bahwa cadangan pangan (ketersediaan beras) mampu memenuhi kebutuhan pangan rakyat NTT sampai enam bulan ke depan. Karena, masing-masing kabupaten/kota memiliki cadangan beras sampai 200 ton setara beras. Dengan demikian, kata dia, masyarakat masih perlu meningkatkan kapasitas dan memperkuat koordinasi untuk membangun mekanisme produksi, seperti memperkuat akses pangan dan mendiversifikasi pangan lokal.

Sementara faktor penentu produksi yang paling penting selain peralatan produksi, lahan, air dan iklim adalah benih atau bibit baik untuk pertanian maupun untuk peternakan. "Cadangan benih kita seringkali kosong, bibit sapi sangat sulit didapat, benih perkebunan seperti mangga dan kakao didatangkan dari luar NTT. Padahal, NTT sebenarnya telah mampu menghasilkan dan menangkar benih lokal berkualitas nasional seperti jagung dengan merek Piet Kuning, Piet Putih, Lamuru, dan Srikandi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement