Sabtu 24 Sep 2011 18:07 WIB

Ahsan-Bona Tantang Cai Yun-Haifeng di Final Jepang Terbuka

Rep: ratna puspita/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Bona Septano, menantang pasangan nomor satu dunia, Cai Yun/Fu Haifeng, pada final Jepang Terbuka Super Series, di Tokyo Metropolitan Gymansium, Ahad (25/9).

Ahsan/Bona menjejakan kaki di final super series pertamanya setelah menjungkalkan seniornya, Markis Kido/Hendra Setiawan, 15-21 21-18 21-18. Bona mengatakan, stamina menjadi kunci kemenangan atas peraih medali emas Olimpiade 2008 di Beijing tersebut. "Tadi pertandingannya ketat, tapi kami unggul di stamina. Senang juga akhirnya bisa mengalahkan kakak saya," kata Bona yang juga adik kandung Kido.

Ahsan/Bona menunjukan hasil yang positif sejak finis empat besar pada Indonesia Open Super Series Premier dan Kejuaraan Dunia 2011. Prestasi ini juga mengulang pencapaian Ahsan/Bona pada Jepang Terbuka 2008 lalu. Kala itu, peringkat enam dunia ini harus finis sebagai runner-up.

Sejak dipasangkan tiga tahun lalu, Ahsan/Bona baru menjuarai tiga turnamen kelas grand prix. Anak asuhan Herry Iman Pierngadi ini pun berambisi menggondol titel super series pertamanya di Jepang.

Tapi, Cai/Fu dipastikan tidak akan memberikan perlawanan yang mudah. Cai/Fu tampil nyaris sempurna musim ini. Pasangan asal Cina ini hanya gagal pada China Master Super Series setelah dijungkalkan ganda Korea Selatan, Jung Jae-sung/Lee Yong-dae, pada duel puncak.

Pada semifinal Jepang Open, juara dunia empat kali ini dipaksa meladeni perlawanan ketat dari pasangan terbaik Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, 21-17 19-21 21-19.

Cai/Fu dan Ahsan/Bona sudah berhadapan dua kali sebelumnya. Cai/Fu berhasil memetik kemenangan pada Thailand Open Grand Prix Gold 2008 dan All England 2010.

Bona mengakui, Ca/Fu lebuh unggul pada sisi kekuatan dan juga memiliki pertahanan yang bagus. Tapi, pebulu tangkis berusia 25 tahun ini berjanji akan memberikan perlawanan yang ketat. "Kami tidak ada beban, jadi berusaha main semaksimal mungkin saja," kata dia.

Bona menambahkan, dirinya dan Ahsan harus berani memperagakan permainan di depan net. Selain itu, Ahsan/Bona juga akan berusaha menempel ketat perolehan poin pasangan terbaik Cina itu. "Kalau tertinggal, berat. Karena mereka punya smes yang kencang," ujar dia.

Sementara itu, Chen Long tidak harus mengayunkan raket karena lawan yang juga kompatriotnya, Lin Dan. Tidak hanya Chen Long, wakil Cina yang melaju tanpa perlu memeras keringat. Tunggal putri, Wang Yihan, mulus melaju setelah rekan senegaranya, Liu Xin, mundur karena cedera.

Mundurnya pemain Cina ketika menghadapi rekan senegaranya sebenarnya bukan hal baru. Diduga, strategi ini dilakukan untuk mendongkrak peringkat atau memberikan istirahat yang cukup bagi pemain yang dibebani target juara.

Chen Long akan menghadapi Lee Chong Wei asal Malaysia yang sukses menjungkalkan Peter Hoeg-Gade, 21-13 21-16. Sedangkan, Yihan akan menghadapi Juliane Schenk asal Jerman. Schenk melaju ke final setelah menjungkalkan Saina Nehwal asal India, 21-19 21-10.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement