Senin 22 Aug 2011 21:30 WIB

Rumah Sakit dan Sekolah di Jakarta Belum Steril Asap Rokok

Asap rokok
Asap rokok

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta menemukan rumah sakit dan sekolah masih belum steril dari asap rokok. "Sebanyak enam persen responden terpapar asap rokok setiap hari di fasilitas pendidikan," kata Kepala BPLHD DKI Jakarta, Peni Susanti, di Jakarta, Senin.

 

Temuan ini didapat saat dilakukan survei pada Maret hingga Mei 2011 di tujuh area Kawasan Dilarang Merokok (KDM) di lima wilayah Jakarta. Ketujuh area KDM tersebut adalah kantor, sekolah, hotel dan restoran, angkutan umum, tempat ibadah, fasilitas kesehatan, dan pusat perbelanjaan. Dengan metode wawancara tatap muka terhadap 841 responden ini masih terdapat responden yang terpapar asap rokok.

Sedangkan dua persen responden lainnya bahkan masih terpapar di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit. Padahal sesuai Pergub Nomor 88/2010 kedua area tersebut seharusnya 100 persen bersih dari asap rokok.

Sementara rumah yang menjadi kediaman sanak saudara terpapar paling tinggi yakni 39 persen, ruang kerja 35 persen, angkutan umum 31 persen, serta pusat perbelanjaan, restoran, serta hotel sebesar 21 persen. Survei yang dilakukan bersama Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI (LD-FEUI) dan Swisscontact Indonesia Foundation juga menyurvei 210 gedung tambahan.

Dari 210 gedung tambahan ini, sebanyak 30 gedung fasilitas pendidikan 30 persennya masih ditemukan orang merokok di dalam gedung. Sementara 31 gedung lainnya sebesar 19 persen masih ditemukan pelanggaran merokok.

Sementara itu, Dinas Pariwisata DKI Jakarta juga melakukan survei terpisah terhadap 481 responden per 22 Agustus 2011 di restoran.

Didapat melalui kuesioner yang diakses melalui internet, dimana sebesar 78 persen mengaku terganggu dengan asap rokok. "Bahkan perokok itu sendiri mengaku terganggu dengan asap rokok orang lain," kata Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Arie Budiman.

Sebesar 79 persen responden mengaku setuju di restoran bebas asap rokok. "Dan sebesar 71 persen mengaku tetap akan kembali ke restoran favorit yang memberlakukan larangan merokok," katanya.

Hal yang sama ditemukan dalam survei tambahan bersama Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) di 70 hotel, 70 Restoran, dan 70 perkantoran. Dimana 44 hotel masih memiliki tempat khusus merokok dan 43%-nya masih ditemukan merokok dalam gedung. Untuk restoran sebanyak 47 masih ditemukan ruang khusus merokok. Bahkan 94 persen dari 841 responden mengaku tidak nyaman di ruangan berasap rokok, serta 90 persen responden perokok juga mengakui hal serupa.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement