Senin 25 Jul 2011 17:06 WIB

Terapi di Rel Membahayakan

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Melakukan pengobatan penyakit dengan cara terapi di rel kereta api Stasiun Rawa Buaya berbahaya. Sebab aliran listrik yang terdapat di rel kereta api besaran voltasenya tidak diketahui pasti.

Hal itu disampaikan oleh Kasudin Kesehatan Jakarta Barat Parwathi Mayun. Menurutnya, besaran voltase aliran listrik yang terdapat di rel kereta apI tidak diketahui secara pasti. Sedangkan kekuatan jantung dan otak antara satu orang dengan orang lainnya tidak sama ketika

menerima sengatan listrik. Berbeda dengan terapi di tempat medis yang diketahui ukuran voltasenya untuk penyakit tertentu. "Jika warga ingin berobat, sebaiknya ke Puskesmas saja,"katanya di Kembangan, Senin, (25/7).

Pengobatan dengan menggunakan terapi di rel kereta api, ujar Parwathi, tidak sesuai dengan kaidah kesehatan. Memang pengobatan dengan menggunakan aliran listrik (magnetik) dikenal dalam dunia kesehatan. Namun penggunaannya memakai alat kesehatan yang sudah diuji dan dikhususkan bagi keperluan penyembuhan penyakit.

Untuk penyakit degeneratif, terang Parwathi, seperti jantung, diabetes, hipertensi, stroke, juga kanker, proses penyembuhannya membutuhkan waktu. Penyakit semacam itu tidak bisa sembuh secara instan. "Membutuhkan waktu lama dan kesabaran agar sembuh dari penyakit semacam itu,"terangnya.

Agar warga tidak melakukan terapi di rel kereta api, Parwathi mengaku, pihaknya sudah menugaskan jajarannya, seperti petugas puskesmas dan para tenaga medis agar mendatangi ke rumah-rumah warga yang berada di dekat rel kereta api.

Mereka diminta menerangkan kepada warga bahwa terapi di rel kereta api tidak sesuai dengan kaidah kesehatan. Selain itu terapi di rel juga membahayakan jiwa. " Saya minta warga untuk berhenti melakukan pengobatan dengan terapi di rel," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement