Kamis 21 Jul 2011 07:57 WIB

Air Setinggi Satu Meter Lumpuhkan Jalan Selama Sepuluh Jam

Red: cr01
Genangan air di jalan raya yang menyebabkan kelumpuhan lalu lintas.
Foto: rozy.web.id
Genangan air di jalan raya yang menyebabkan kelumpuhan lalu lintas.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA – Jalur yang menghubungkan Kota Samarinda dengan Kota Bontang, Kalimantan Timur, lumpuh selama hampir 10 jam akibat genangan air setinggi hampir satu meter di Jalan DI Panjaitan.

Hingga Kamis (21/7) dinihari, antrean panjang kendaraan hingga lebih dua kilometer menyebabkan ratusan kendaraan terlihat tidak bisa bergerak. Bahkan puluhan kendaraan pengangkut sembako dan bahan bakar minyak (BBM) yang hendak menuju Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur serta Kabupaten Berau tertahan hingga berjam-jam.

Genangan air sepanjang 300 meter di Jalan DI Panjaitan terjadi akibat hujan deras mengguyur Kota Samarinda pada Rabu (20/7) sore hingga petang. Kemacetan yang mulai berlangsung sejak Rabu petang pukul 18. 00 WITA menyebabkan antrean kendaraan hingga di Jalan Kesejahteraan dan Jalan PM Noor.

"Saya sudah terjebak macet sejak pukul 19.00 WITA dan sampai saat ini belum berhasil melewati genangan air. Bahkan selama hampir satu jam kendaraan saya tidak bergerak sama sekali akibat banyaknya kendaraan yang terjebak macet," ungkap Untung, seorang pegendara, saat terjebak macet di Jalan Kesejahteraan.

Kemacetan diperparah karena tidak adanya polisi yang terlihat mengatur antrean kendaraan agar tidak berebutan jalur. Hanya ada beberapa pemuda dan warga yang terlihat membantu pengendara yang terjebak macet di kawasan Simpang Tiga Jalan DI Panjaitan dengan Jalan PM Noor dan Jalan Kesjeahteraan.

Salah seorang sopir angkutan sembako, Rahim, mengatakan kendaraannya sudah terjebak macet selama lebih tiga jam di jalur itu. "Selama setengah jam kendaraan saya bergerak hanya hingga 10 meter. Padahal sebelum tengah malam sembako ini biasanya sudah sampai di Sangatta. Namun sampai pukul 02.00 Wita saya masih terjebak macet di Samarinda," ujarnya.

Kemacetan di jalur Samarinda-Bontang tersebut membuat sejumlah sopir terlihat turun dari kendaraannya untuk melihat genangan air sambil menunggu kendaraan lainnya bergerak. "Kalau kendaraan dinyalakan terus tentunya akan sangat boros BBM. Sehingga saya terpaksa matikan dan baru dinyalakan saat kendaraan di depan saya mulai bergerak," ungkap pengendara lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement