Senin 11 Jul 2011 08:37 WIB

Alam Bali Dijadikan Pariwisata, Sapi Bali Enggan Dimanfaatkan

Red: cr01
Sapi Bali, tak kalah dengan sapi impor.
Foto: iral-pena.blogspot.com
Sapi Bali, tak kalah dengan sapi impor.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR – Pengusaha hotel dan restoran bertaraf internasional yang melayani keperluan wisatawan dalam dan luar negeri selama berliburan di Bali hendaknya memanfaatkan daging sapi produksi daerah setempat.

Menanggapi berita tentang rencana pemerintah pusat kembali melakukan impor ternak sapi dari Australia, yang akan dimulai Oktober 2011, Dinas Peternakan Provinsi Bali menyatakan kualitas daging sapi Bali cukup memadai dan tidak kalah dengan daging impor.

"Mutu daging sapi Bali tidak kalah dengan daging sapi impor, untuk dihidangkan kepada masyarakat internasional," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali, I Putu Sumantra, Senin (11/7).

Menurut Sumantra, peternak Bali sudah mampu memelihara sapi potong dengan sistem kereman atau sapi dikandangkan tanpa diberikan ruang gerak terlalu banyak, apalagi dipekerjakan. Sehingga bisa menghasilkan kualitas daging yang baik.

Peternak sapi Bali juga mampu memenuhi permintaan pengusaha hotel yang siap menampung daging sapi, asalkan bisa mensuplai dalam jumlah yang cukup dan berkelanjutan serta dengan harga bersaing. Populasi sapi Bali cukup memadai. Bahkan rata-rata mengirimkan 65.000 ekor per tahun ke beberapa pulau di Tanah Air.

Oleh sebab itu, Bali menentang keras jika pemerintah kembali membuka kran impor sebanyak 180.000 ekor sapi dari Australia Oktober 2011, karena bisa berpengaruh terhadap harga ternak di tingkat petani.

"Masak pengusaha hotel dan restoran yang berusaha di sektor pariwisata dengan memanfaatkan keindahan alam dan budaya Bali, tidak mau memanfaatkan daging sapi Bali dari sektor riil yang ada," sindir Sumantra.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement