Sabtu 07 May 2011 12:39 WIB

Walikota Depok: Hapus Mulok Bahasa Sunda!

Rep: c04/ Red: Siwi Tri Puji B
Nur Mahmudi
Nur Mahmudi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Keluhan untuk menghapuskan mata pelajaran muatan lokal (mulok) bahasa sunda di sekolah, sepertinya tidak hanya dilontarkan beberapa kota seperti Bekasi, kabupaten Bekasi dan kabupaten Karawang saja. Nur Mahmudi Ismail, Walikota kota Depok juga mengusulkan hal yang sama pada Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

“Perkenankan saya untuk mengajukan usul agar muatan lokal bahasa sunda tidak diwajibkan,” katanya ketika menyampaikan sambutan dalam acara Festival Seni Budaya tahun ke -5 kota Depok dengan tajuk Kirab Seni Budaya Jawa Barat Zona Melayu Betawi 2011, di Balai Kota Depok.

Tidak hanya itu, Nur Mahmudi mengusulkan jika muatan lokal bahasa sunda diganti dengan bahasa betawi atau melayu. Ia berpendapat hal tersebut bisa saja dilakukan jika mendapat ijin dari Gubernur Jawa Barat.

Menurut Nur Mahmudi, dekatnya Depok dengan ibu kota membuat banyak warga pendatang dari suku lain yang menetap di kota belimbing ini. Hal tersebut membuat pengguna bahasa sunda di Depok sangat sedikit. Akibatnya, ada banyak guru yang kerap tidak jujur dalam melaksanakan ujian mulok bahasa sunda ini dengan tujuan agar siswa mendapat nilai baik.

Ia mencontohkan ada beberapa sekolah yang sebelum ujian sudah memberi tahu terlebih dahulu materi yang nanti akan diujikan. Murid pun akhirnya membaca materi tersebut sehingga dengan mudah menjawab soal yang seharusnya merupakan sarana untuk menguji pengetahuan murid dan tidak boleh diberitahukan sebelumnya. “Itu kan berarti sudah tidak jujur,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement