Rabu 20 Apr 2011 14:42 WIB

Penambang Pasir Masih Marak, Perbaikan Kali Porong Sia-Sia

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARDJO - Upaya membuat Kali Porong normal seperti sedia kala yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) akan sia-sia. Pasalnya penambangan pasir liar oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggungjawab masih marak terjadi.

Staf Humas BPLS Akhmad Kusairi, Selasa (19/4), mengatakan, kegiatan normalisasi yang dilakukan oleh BPLS seperti perbaikan tanggul Kali Porong tidak akan ada hasilnya sama sekali jika proses penambangan pasir liar yang ada di kawasan tersebut masih terus berlangsung.

"Kami berharap kesadaran masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan salah satunya dengan menjaga kondisi sungai dengan tidak melakukan penambangan pasir liar," katanya.

Ia menyebut ada beberapa kawasan di Kecamatan Jabon, Sidoarjo yang tanggulnya dikeruk untuk digunakan jalan bagi truk penambang pasir liar. "Dengan demikian kalau aliran Kali Porong sedang tinggi, tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir karena tanggul yang dikeruk bisa jebol katanya.

Ia sangat menyesalkan jka penambangan pasir tersebut terus dilakukan tanpa melihat efek yang bisa ditimbulkan nanti. Untuk melakukan normalisasi Kali Porong, kata dia, BPLS telah melakukan pemasangan balok di sepanjang sisi tanggul Kali Porong.

Sementara di sisi muaranya, lanjut dia, telah dilakukan penghijauan dengan cara melakukan penanaman hutan bakau yang nantinya bisa digunakan sebagai wisata bagi warga Sidoarjo dan sekitarnya.

Dukungan senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Sidoarjo Pramu Sigit yang menyatakan jika Kali Porong diharapkan bisa membantu pemenuhan kebutuhan air khusunya untuk mengairi lahan sawah warga Sidoarjo.

"Kami berharap para penambang pasir liar tersebut sadar diri akan efek yang ditimbulkan pasca dilakukannya penambangan pasir liar di kawasan tersebut," katanya. Menurut dia, Kali Porong akan sangat berguna bagi warga masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya jika tetap dirawat dan dijaga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement