Kamis 24 Mar 2011 09:20 WIB

Meningkat, Angka Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur

Rep: erik purnama/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA — Angka kematian ibu hamil di Jawa Timur (Jatim) terus meningkat. Jika pada 2009 berjumlah 90 kematian per 100 ribu kelahiran, maka tahun lalu melesat mencapai 101 kematian per 100 ribu kelahiran.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, Adi Wirachjanto, mengakui trend angka kematian ibu hamil di Jatim terus meningkat. “Tapi, angka itu masih di bawah rata-rata nasional sebanyak 120 kematian per 100 ribu kelahiran,” katanya kepada Republika, Kamis (24/3).

Menurut Adi, banyak faktor penyebab angka kematia ibu hamil di Jatim cukup tinggi. Berdasarkan pantauannya di lapangan, kebanyakan yang meninggal disebabkan kurang paham dengan dunia medis. Bahkan, banyak di antara mereka yang lebih memilih periksa ke dukun beranak.

Dikatakannya, ibu hamil yang meninggal biasanya tidak pernah memeriksakan kesehatan kandungannya ke dokter secara teratur sejak dini, dan ketika bermasalah baru datang. “Yang model-model begini yang banyak tidak tertolong sebab ketika sudah parah baru periksa,” ujar Adi.

Dijelaskan Adi, kebanyakan mereka berasal dari masyarakat golongan miskin dengan tingkat pendidikan formal rendah. “Faktor pendidikan terutama yang menyebabkan mereka tidak punya pengetahuan untuk memeriksakan kesehatan kandungannya,” jelasnya.

Cakupan angka kematian ibu hamil tertinggi. Sambung Adi, berasal dari wilayah Tapal Kuda, meliputi Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi. “Penyumbang kematian terbesar juga datang dari wilayah di Madura.”

Untuk mengatasi angka kematian demi mencapai target millenium development goals (MDGs) atau tujuan pembangunan milenium, pihaknya sudah meluncurkan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Program itu melengkapi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang diluncurkan untuk memberikan pelayanan kepada warga tidak mampu untuk mendapatkan layanan medis secara gratis. Layanan itu sudah tersedia di berbagai rumah sakit pemerintah maupun swasta yang sudah menjalin kerja sama dengan Dinkes Jatim.

Adi melanjutkan, dengan Jampersal, ibu hamil dari keluarga miskin akan mendapat layanan pemeriksaan kandungan gratis sebanyak empat kali. “Bahkan saat persalinan bisa mendapat bantuan Rp 350 ribu. Program ini diharapka berhasil mengurangi angka kematian ibu hamil,” jelas Adi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement