Sabtu 03 Jul 2010 04:01 WIB

Fluorin dalam Air Diduga Picu Gangguan Tulang, Otak, dan Ginjal

Rep: cr2/ Red: Ririn Sjafriani
air
Foto: corbis
air

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Peringatan untuk hidup selaras dengan alam bukanlah tanpa alasan. Hampir sebagian besar bahan-bahan kebutuhan pokok yang digunakan manusia merupakan hasil proses kimiawi. Celakanya, bila itu digunakan secara terus menerus berbahaya bagi alam dan kesehatan manusia.

Contoh sederhana adalah fluorin. Sebagai bahan utama pasta gigi serta air melalui proses fluoridasi. Nyatanya hal itu berpotensi membayakan kesehatan. Fakta itu terungkap dalam buku berjudul The Case Againts Flouride.

Dalam buku yang ditulis oleh Dr. Paul Connett  dua penulis lain, Beck dan Micklem menuturkan fakta dibalik proses fluoridasi air dan berpendapat meskipun diakui secara medis untuk mendukung kesehatan publik, belum tentu hal tersebut aman. ini penggunaan fluorin dalam air masih diragukan secara medis.

Terlatih sebagai ahli kimia spesialisasi kimia lingkungan, Dr Paul Connett dikenalsebagai salah satu penggiat gerakan menentang fluoridasi air berdasarkan pengetahuannya. Connett sangat berdedikasi di bidang ini dan ikut berpartisipasi dalam sebuah organisasi yang disebut Fluoride Action Network yang menyediakan banyak info melalui www.fluoridealert.org

Selain itu, Connett juga menuliskan fluoridasi air adalah contoh utama dari salah satu praktik pengobatan medis terburuk lantaran minimnya kontrol terhadap dosis yang digunakan, akses mendapatkan, dan yang terburuk adalah tidak tunduk terhadap regulasi.

Pada kasus penyalahgunaan fluorin, Connett melihat kasus itu seharusnya menjadi momentum untuk melakukan penelitian lanjutan seperti mecari tahu hubungan antara flour dan efeknya kepada otak, tulang, dan ginjal.

Connett juga mengungkap kemungkinan bahwa riset juga harus meneliti tentang kebiasaan menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluorin.  Pasalnya, tidak bukti yang kuat bahwa flourin mampu mengurangi kerusakan gigi.

Dalam buku itu, Connett juga membagi informasi tentang fluorin dan flouridasi dalam air yang mungkin belum diketahui sebelumnya. Tak sampai disitu, Connett juga memberikan sejumlah tips praktis tentang apa yang harus anda lakukan guna mengurangi kadar flouride dalam air yang dikonsumsi.

Sebagai informasi, fluorin adalah komponen ion dari kimia fluorine. Seperti halnya halogen, fluorine adalah ion monovalen, artinya fluoride dapat bersenyawa dengan elemen atau radikal lainnya seperti hydrofluoric acid (HF), sodium fluoride (NaF), calcium fluoride (CaF2) dan uranium hexafluoride (UF6).

Sebanyak 97% negara-negara di Eropa Barat melarang penggunaan fluorin dalam air. Negara-negara tersebut adalah: Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Islandia, Italia, Luxembourg, Belanda, Irlandia Utara, Norwegia, Scotlandia, Swedia, dan Swiss.

Pemerintah di negara-negara tersebut memberikan kebebasan kepada warga negaranya untuk memilih menggunakan atau menolak pemakaian fluoride untuk kepentingan atau penggunaan pribadinya.

Penelitian mengenai fluor mulai dikembangkan pada tahun 1680 oleh ilmuwan berkebangsaan Perancis bernama Papin. Sedangkan pengembangan intensif mengenai pemanfaatan fluoride bagi perawatan tulang dan gigi dilakukan pada tahun 1892 di Inggris oleh Sir James Crichton-Browne.

sumber : mercola.coma
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement