Senin 16 Jan 2017 18:00 WIB

Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pengajaran Sastra

Red:

Kemendikbud terus berupaya mengenalkan karya sastra sebagai sarana membentuk karakter siswa SD dan SMP. Pun dengan siswa sekolah menengah atas (SMA) juga didekatkan dengan karya sastra yang sesuai dengan perkembangan usia mereka.

Pihaknya masih mencari karya sastra yang termasuk ke dalam kanon sastra, atau yang dianggap penting dan harus ada dalam sejarah kesusastraan suatu bangsa. Karya sastra seperti itu, sambung dia, tepat diberikan kepada siswa pada tingkatan lebih tinggi, seperti siswa SMA. Pihaknya juga bakal melatih tenaga pendidik untuk bisa menguasai materi terkait sastra khusus yang diajarkan ke siswa. "Kami merumuskan karya sastra apa saja yang nantinya masuk dalam kategori ini. Dengan pengkategorian ini, kami berharap bisa menjadi pegangan bagi para guru dalam mengajarkan sastra di sekolah," ujar Hilmar di Jakarta, belum lama ini.

Dalam hal ini, pihaknya melibatkan Hiski untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi karya sastra yang ada. Pada 2017, Kemendikbud akan menerapkan penguatan pendidikan karakter (PPK) di 9.830 sekolah negeri dan swasta di Tanah Air. Target tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya dilakukan di 542 sekolah. Di sekolah yang menerapkan program PPK, karya sastra akan menjadi mata pelajaran yang disisipkan oleh guru untuk dikenalkan ke semua siswa.

Ketua Umum Hiski, Suwardi Endraswara mengatakan, sastra sangat cocok dijadikan sebagai salah satu cara dalam pendidikan karakter. Hal itu karena prinsip sastra adalah membuat manusia bisa memanusiakan manusia lainnya. "Prinsip sastra itu sendiri memanusiakan manusia. Jadi dalam diri kita ini, masih ada nafsu hewani yang membuat orang mudah marah dan menyerang satu sama lain. Melalui sastra, nafsu tersebut kemudian bisa ditekan," katanya.

Suwardi melanjutkan, sastra juga bertujuan untuk mengubah tingkah laku manusia menjadi lebih berbudaya, humanis, serta sadar diri. Karena itu, pengajaran sastra diharapkan dapat membuat halus hati manusia.      antara, ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement