Senin 18 May 2015 16:00 WIB

Membedah Terminal Berstandar Internasional

Red:

Desingan suara knalpot dan tajamnya lengkingan klakson dari bus AKAP (antar kota antar propinsi) serta angkutan perkotaan, tak banyak terdengar di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur. Kendaraan parkir dan berjalan dengan teratur.

Terminal ini dibangun di atas lahan seluas 9,08 hektare. Tampak bangunan besar dan megah di dalamnya. Selain untuk bus AKAP, terminal ini rencananya juga akan dijadikan tempat pemberhentian terakhir bus Transjakarta rute Koridor XI (Kampung Melayu - Pulogebang). Selain itu, juga untuk angkutan kota yang melayani tiga rute.

Terminal Pulogebang dibangun pada 2009 dan selesai tahun 2012, dengan anggaran sebesar Rp 600 miliar. Biaya operasional terminal ini per bulannya tak kurang dari Rp 500 juta. Ini untuk biaya penggunaan listrik, air, dan telepon serta ditambah biaya jasa keamanan dan kebersihan.

Terminal Pulogebang memiliki estetika yang berkualitas internasional. Arsitekturnya mengacu pada konsep modern dan multilevel. Ada pemisahan antara sirkulasi penumpang yang ada di lantai satu dan lantai dua yang berisikan kendaraan umum, tempat keberangkatan.

Meskipun belum diresmikan secara terbuka oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pembangunan  terminal ini dinilai sesuai dengan rencana, Terminal Pulogebang mulai beroperasi Senin 16 Februari silam. Bus AKAP sudah terlihat keluar masuk terminal itu. Sejumlah perusahaan otobus (PO) sudah melayani penumpang. Walaupun masih sepi peminat tapi para penumpang yang telah datang langsung ke sana senang lantaran sistem dibuat lebih modern. Hal ini memudahkan sopir maupun penumpang.

Terminal ini mampu menampung banyak bus dan penumpang. Untuk kapasitas bus AKAP yang ada di lajur sebanyak 28 bus kemudian di pengendapan ruang bawah itu ada 40 unit (untuk parkir). Tapi, untuk pelaksanaan operasinya bisa mencapai 960 bus dalam setiap hari.

Pihak pengelola menerapkan tidak ada bus yang ngetem lama. Bus saat memasuki terminal hanya untuk menurunkan penumpang, menaikkan penumpang, dan segera berangkat kembali. Kemudian, untuk kapasitas pengunjung yang ada di dalam terminal ini bisa mencapai 22 ribu pengunjung, baik itu pengunjung mall yang berada di bawah maupun calon penumpang.

Bangunan nan megah dengan infrastruktur modern ini memiliki kawasan mall serta  foodcourt yang luas. Fasilitas pun menjadi kebanggaan kedua bagi terminal yang berlokasi di Jl Raya Pulo Gebang II, Cakung, Jakarta Timur ini. Di sana ada 31 loket PO angkutan antarkota. Namun, untuk memenuhi kebutuhan Lebaran 2015 ini akan ditambah sebanyak 54 loket PO lagi.

"Kami akan tambahkan loket untuk antisipasi Lebaran 2015 ini. Jadi, sekitar 85 PO telah hadir di sini. Kenapa sebanyak itu? Karena harapan kita 81 AKAP yang di berada di Rawamangun dan Pulogadung dapat beroperasi dan kami siapkan di sini untuk kapasitas dalam loketnya," terang Kepala UPT Terminal Terpadu Pulogebang A Raund Sitanggang kepada Republika, (9/5).

Terminal terbesar di Asia Tenggara ini memiliki ruko dan ritel di lantai I yang berjumlah 50 unit dengan luas 5x9 meter. Kemudian, jika melangkah ke sisi utara, pengunjung dapat menemukan mall dengan luas sekitar 3.700 meter persegi. Sementara itu, di lantai III ada 52 unit untuk foodcourt.

Pengamanan yang diterapkan pengelola melibatkan banyak pihak. Ada petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menjaga kesehatan pengemudi sopir bus AKAP.

Pihaknya juga melakukan pengecekan kelayakan kendaraan. Jadi, setiap crew bus atau pengendara harus memiliki kartu agar mereka masuk dalam kategori layak mengemudi, kemudian baru diizinkan berangkat.

Kepala staf Informasi dan Publikasi UPT Terminal Pulo Gebang Suparto Napitu menambahkan, adanya terminal terpadu ini sangat membantu memudahkan masyarakat Jakarta untuk melakukan aktivitas transportasi. Sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan.

Bangunan terminal ini cukup megah. Penumpang dan operator bus dapat memanfaatkannya dengan maksimal.

Sebanyak 441 unit kendaraan pribadi dan taksi dapat ditampung di lantai satu. Di gedung ini terdapat 45 CCTV yang aktif dengan terbagi ke seluruh bangunan. Agar membuat masyarakat mudah mengetahui trayek dan laju keberangkatan, pihak terkait menyediakan runing text di setiap lajur maupun papan informasi pelayan terminal.

Permasalahan terjadi kala akses keluar dan masuk ke tol JORR. Yang belum adalah koneksi tol ke terminal.

Saat sidak, Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengimbau Terminal Bus Pulogebang sudah siap dioperasikan secara penuh. "Teman-teman dishub sudah membuat kajian dan uji coba selama tiga bulan, jadi sudah memenuhi syarat untuk diresmikan," kata Bambang.

Di mengakui, hingga saat ini akses keluar dan masuk ke tol JORR dari Terminal Pulogebang belum rampung. Namun, pihaknya optimistis, hal ini tidak akan mengganggu beroperasinya terminal.

Rudi Keling (35 tahun), salah seorang pegawai dari PO Gunung Mulya trayek Solo - Wonogiri mengapresiasikan adanya Terminal Terpadu Pulogebang. Akan tetapi, dia mengeluhkan akses ke dalam dari luar bagi para penumpang. Masalahnya, pengunjung harus berjalan di teriknya surya dan dinginnya malam sejauh sekitar 2,5 kilometer.

"Alhamdulilah, ini yang kita harapkan jadi benar-benar jasa kita dihargai menjadi penyedia layanan transportasi kepada masyarakat. Harapan saya agar armada juga harus berbenah, dan masyarakat juga merasa aman serta nyaman menjadi pelanggan kita," tutur Rudi saat ditemu di PO yang berada di lantai satu terminal Pulogebang.

Sementara itu, salah seorang penumpang bernama Hasan (48 tahun), mengakui dia sengaja memilih naik bus ke Blitar, kampung halamanya, dengan menggunakan PO di Terminal Pulogebang ini. Hasan jauh-jauh dari daerah Jatibening hanya untuk merasakan situasi yang ada di terminal ini. "Sebelumnya pada hari Kamis tangal 7 lalu saya bela-belain mampir ke sini dari kantor untuk melihat peresmian dari Gubernur Ahok. Namun, sayang pas saya dengar dari satpam terminal acara peresmiannya diundur," sebut Hasan.

Dia menilai, terminal Pulogebang memiliki kualitas yang terbaik di seluruh Indonesia. Tak pelak dia pun memberi masukan agar pihak terkait dapat segera melebarkan jalur masuk dari Terminal Pondok Kopi ke Terminal Pulogebang, karena terlihat sempit. Apalagi di atas jembatan tersebut hanya ada satu jalur.

Petugas harus lebih sensitif dengan situasi yang ada. Fasilitas harus dijaga agar tidak rusak. Jangan lupa masalah perawatan nantinya juga harus ditegaskan dengan telaten serta kalau bisa hadirkan AC di ruang tunggu. "Masalahnya kalau sudah padat orang, ini ruangan  bakalan panas," urai Hasan.

Terminal mungkin adalah rumah bagi para bus serta angkutan umum perkotaan. Lokasi ini sepatutnya memang harus disajikan dengan layanan yang baik serta kebersihan dan keamanan yang menunjang animo masayarakat untuk dapat datang ke Terminal Terpadu Pulogebang ini. Sekiranya ada delapan eskalator yang hadir di dalam gedung beratap biru ini. n c17? ed: erdy nasrul

***

Aktifkan Fungsi Terminal

Fungsi terminal memang seharusnya berjalan dengan benar, bukan hanya bangunan yang megah, pemerintah pun harus menyiasati bagaimana mencegah terjadinya pungutan liar serta pengawasan terhadap oknum yang usil membuka pintu masuk bagi para calo berjamur di lahan tersebut. Hal ini harus menjadi fokus, sebabnya, dari ketiga terminal terpadu (Kampung Rambutan dan Kali Deres) semestinya Pulogebang harus lebih jeli menutup lubang-lubang tersebut agar nantinya semua berjalan efisien.

Pengamat transportasi publik Azas Tigor Nainggolan menegaskan, pemerintah atau dinas terkait harus melakukan penindakan tegas. Calo tak bisa dibiarkan berkeliaran, karena merusak pelayanan.

Pihak terkait harus bisa memenuhi kebutuhan pejalan umum. "Coba disusun dengan baik agar tidak ada penumpang dan bus yang menunggu di luar. Harusnya disusun trayek yang ke sana, angkutan umum harus masuk terminal secara teratur dan terminal tersebut menjadi fungsi pengawas untuk layanan angkutan umum itu sendiri," ungkap Tigor.

Terminal sebagai alat pengawasan tersendiri seperti bandara dan juga pelabuhan. Kendaraan yang masuk harus layak jalan. Fungsi terminal jangan hanya memeras para PO bus serta kondektur dan sopir. Jika ingin mendirikan terminal yang baik maka tutup semua akses bagi oknum yang memeras PO tersebut. Kelayakan kendaraan pun harus terus diperiksa. Jangan hanya di awal. Hal ini harus terus berlangsung sampai kapan pun. n c17? ed: erdy nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement