Selasa 12 Aug 2014 13:00 WIB

Bom Atom dan Kemerdekaan RI

Red:

Oleh: Selamat Ginting -- Pukul 02.30 dini hari, 6 Agustus 1945. Jet pengebom B-29 terbang dari pangkalan militer AS Tinian di Kepulauan Marian, Samudra Pasifik. Jet tempur ini mengangkut 4,5 ton bom dengan sandi Little Boy.

Pukul 8.15, bom membombardir 300.000 warga Hiroshima. Setelah menjatuhkan bom atom tersebut, sang pilot memotret dari kejauhan dan kembali ke pangkalan militernya. Tepat 43 detik setelah bom tersebut dijatuhkan, bom tersebut meledak di ketinggian 600 meter dan langsung membumihanguskan pusat Kota Hiroshima.

 

Setelah bom meledak, tiga dampak desktruktifnya mulai terlihat jelas. Pertama, energi panas yang tersebar menyelimuti Kota Hiroshima dan sekitarnya dalam radius satu kilometer menjadi bak bara api.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:EPAPhoto

 

Kemudian terjadi pemanasan hingga jutaan derajat yang berlangsung dalam hitungan detik. Dalam radius satu kilometer, segala sesuatu menjadi abu. Sedangkan, pada radius empat kilometer, bangunan dan manusia terpanggang api. Pada radius delapan kilometer, manusia dan bangunan mengalami luka bakar serius dan kebakaran parah.

 

Kedua, muncul gelombang ledakan dengan kecepatan 1.000 kilometer per jam pada radius dua kilometer yang menerbangkan segala sesuatu. Dari 90 ribu bangunan di Kota Hiroshima, 62 ribu bangunan hancur lebur.

 

Ketiga, dampak itu hingga kini masih belum terkuak secara detail. Dampak buruk radiasi radio aktif dari bom atom menyebabkan kanker dan berbagai penyakit pembuluh darah.

 

Bom atom yang membumihanguskan Kota Hiroshima memiliki kekuatan setara dengan ledakan 13 ton TNT. Ledakan bom tersebut menewaskan 80 ribu warga Hiroshima dan mencederai 70 ribu orang lainnya yang kebanyakan akhirnya tewas setelah bertahan hidup beberapa hari.

 

Selain itu, ledakan bom tersebut menyebabkan penderitaan ribuan warga Jepang yang harus merasakan derita penyakit kanker dan penyakit lainnya akibat radiasi atom yang mematikan.

 

Sebagian korban yang selamat harus menderita penyakit akut yang harus dirasakannya selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Belum lagi, beberapa tahun setelah terjadinya tragedi ini, ribuan anak cacat terlahir di Hiroshima dan harus merasakan penderitaan sepanjang hidupnya.

 

Belum puas membumihanguskan Kota Hiroshima, tiga hari kemudian, tepatnya 9 Agustus 1945, pesawat tempur sekutu yang dipimpin AS menjatuhkan bom yang diberinama Fat Man (pria gemuk) di Kota Nagasaki.

 

Tragedi mengerikan di Hiroshima terulang lagi di Nagasaki. Peristiwa tersebut menewaskan 70 ribu orang dan mencederai puluhan ribu warga tak berdosa. Tidak hanya itu, dampak radiasi dari ledakan bom ini menyebabkan penderitaan bertahun-tahun warga Nagasaki yang menjadi korban.

 

Perang Dunia II berakhir setelah menelan korban jiwa sekitar 50 juta orang. Pada perang ini, Jepang kehilangan 2,1 juta warganya. Tragedi pengeboman Hiroshima dan Nagasaki menjadi puncak tragedi dan kejahatan Perang Dunia II.

 

Presiden Amerika Serikat kala itu, Harry Truman, menyadari benar dampak buruk dari penggunaan bom atom, namun ia tetap mengeluarkan instruksi penggunaan bom ini demi mewujudkan ambisi mengalahkan Jepang. Pemerintah AS menggunakan senjata pemusnah massal ini 22 hari setelah sukses mengujinya. Bom yang membumihanguskan Hiroshima dan Nagasaki itu dibuat dalam kerangka Proyek Manhattan.

 

AS membuat bom pemusnah massal tersebut dengan dalih khawatir atas Jerman yang telah memulai program pengembangan senjata atom. Sebelum ledakan bom di Hiroshima dan Nagasaki, pada 13 Juli 1945, AS menguji coba senjata berbahaya tersebut di Padang Trinity, Alamogordo, New Mexico.

 

Dilaporkan, Harry Truman, sebelum kematian presiden AS sebelumnya, Franklin Roosevelt, tidak mengetahui proyek itu. Bahkan, ketika itu Truman juga belum menyadari daya perusak dahsyat dari bom ini. Setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, Truman menyatakan bahwa Jepang harus takluk kepada kemauan dan persyaratan yang dibuat AS jika tidak ingin hancur total dan menderita kerugian besar.

 

Kekuatan nuklir

Setiap tahun pada 6 Agustus di Hiroshima dan 9 Agustus di Nagasaki digelar upacara duka memperingati tragedi besar di kedua kota tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, peringatan ini menjadi upacara internasional dan pejabat dari banyak negara turut memperingati tragedi yang disebabkan oleh penggunaan senjata atom itu.

 

Peristiwa itu sekaligus mengakhiri Perang Dunia II. Jepang menyerah kepada sekutu pada 16 Austus 1945. Indonesia menjadi negara pertama yang langsung memanfaatkan kekalahan Jepang dengan memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

 

Pada saat Hiroshima dibom atom, dua tokoh pergerakan Indonesia, Soekarno dan Hatta, sedang sibuk dalam sidang BPUPKI—kemudian menjadi PPKI. Bahkan, pada saat Nagasaki dibom atom, kedua tokoh pergerakan Indonesia itu bersama mantan ketua BPUPKI Radjiman sedang melakukan perjalanan rahasia ke Dalat, Saigon, Vietnam.

 

Mereka menemui Panglima Angkatan Darat Jepang wilayah Asia Tenggara Jenderal Terauchi. Di situ pemerintah Jepang menjanjikan memberikan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus 1945.

 

Setelah lebih dari setengah abad tragedi Hiroshima dan Nagasaki berlalu, Pemerintah AS bukan hanya tak menyesali kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya dan memohon maaf kepada rakyat Jepang dan publik dunia, tetapi lebih dari itu. Washington tidak mengizinkan lagi dan mengancam bangsa lain yang berniat menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

 

Hingga kini, para pelaku kejahatan kemanusiaan Hiroshima dan Nagasaki tidak pernah diadili. AS sebagai negara yang pernah menciptakan tragedi ini bahkan menjadikan kepemilikannya atas senjata nuklir sebagai poin istimewa dalam konstelasi internasional.

 

Pasca-Perang Dunia II, hubungan internasional dibangun berdasarkan kekuatan nuklir. Ironisnya, para pemilik senjata nuklir memperoleh keistimewaan di Dewan Keamanan PBB. Tentu saja hal tersebut tidak bisa menjadi prinsip untuk mewujudkan keamanan dan perdamaian dunia.

***

Perjanjian Perdamaian Setelah Perang Dunia Kedua

Perjanjian-perjanjian penting yang diadakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul setelah Perang Dunia II, antara lain: Perjanjian Postdam, Konferensi Paris, dan Perjanjian San Fransisco.

PERJANJIAN POTSDAM (17 JULI-2 AGUSTUS 1945)

Perjanjian ini dilaksanakan antara Sekutu dan Jerman. Tokoh-tokoh dari pihak Sekutu yang terlibat dalam perjanjian di Potsdam adalah Presiden Harry S Truman (AS), PM Clement Attlee (Inggris), dan Yoseph Stalin (Uni Soviet). Isi Perjanjian Potsdam antara lain sebagai berikut.

• Jerman dibagi dalam empat daerah pendudukan. Uni Soviet menduduki bagian timur. Prancis menduduki bagian barat. Inggris menduduki bagian barat laut. Amerika Serikat menduduki bagian barat daya.

• Kota Berlin juga dibagi menjadi dua: Berlin Timur dikuasai Uni Soviet dan Berlin Barat dikuasai Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.

• Danzig (daerah Jerman sebelah timur Sungai Oder) dan Niesse diberikan kepada Polandia.

• Jerman didemiliterisasi.

• Penjahat-penjahat perang harus dihukum.

• Partai Nazi Jerman dan segala unsur pendukungnya dihapuskan.

 

KONFERENSI PARIS (29 JULI – 15 OKTOBER 1946)

Konferensi Paris dilaksanakan antara Sekutu dengan Italia, Rumania, Bulgaria, Hungaria, dan Austria. Hasil Konferensi Paris ini baru ditandatangani pada 10 Februari 1947. Secara garis besar, keputusan yang dihasilkan dalam Konferensi Paris antara lain sebagai berikut.

• Masing-masing negara yang kalah perang itu harus membayar ganti kerugian perang.

• Demiliterisasi diberlakukan terhadap negara-negara yang kalah perang.

• Penyerahan sisa-sisa perlengkapan perang kepada Sekutu.

• Adanya jaminan integrasi bagi negara-negara tersebut.

• Penetapan perbatasan-perbatasan baru bagi negara-negara tersebut.

• Abessynia dan Albania dimerdekakan kembali.

• Jajahan-jajahan Italia di Afrika diambil alih Inggris.

 

PERJANJIAN SAN FRANSISCO (8 SEPTEMBER 1951)

Perjanjian antara Sekutu dan Jepang ini melahirkan keputusan-keputusan sebagai berikut:

• Jepang (untuk sementara) diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat.

• Daerah-daerah hasil ekspansi Jepang dikembalikan kepada yang berhak. Kepulauan Kuril dan Sakalin Selatan diserahkan kepada Rusia; Manchuaria dan Taiwan diserahkan kepada Cina; serta Kepulauan Jepang di Pasifik diserahkan kepada Amerika Serikat. Korea dibagi dua dengan batas garis 380 lintang utara: bagian utara diduduki Uni Soviet dan bagian selatan diduduki Amerika Serikat.

• Penjahat-penjahat perang harus dihukum.

• Jepang harus membayar ganti kerugian perang. (Khusus untuk Indonesia, besarnya 700 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement