Rabu 18 Jun 2014 15:00 WIB

Capres Harus Paham Potensi Industri Syariah

Red:

JAKARTA -- Gaya hidup Islami, termasuk ekonomi syariah, diyakini akan menjadi tren pada masa mendatang. Salah satu sektor yang menjadi lokomotif gaya hidup insani untuk saat ini adalah perbankan syariah.

Hanya saja, pelaku industri syariah menilai, pemerintah saat ini tak terlalu maksimal mendorong pertumbuhan. Oleh karena itu, Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) meminta pemerintah mendatang lebih sigap melihat dan memanfaatkan keunikan perbankan Islami ini.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asbisindo Achmad K Permana berharap, presiden mendatang memberi dukungan maksimal kepada industri keuangan syariah. Industri keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia.

Hanya saja, potensi dan keunikan industri keuangan syariah membutuhkan keberpihakan yang lebih agar perbankan syariah tumbuh pesat. Di saat yang sama, hal ini juga menjadi pekerjaan rumah industri untuk memberikan pengetahuan mengenai uniqueness syariah. ''Sekarang, agak lucu karena negara dengan potensi lebih sedikit malah memberi ruang lebih luas,'' kata dia kepada Republika di Jakarta, Selasa (17/6). Ia mencontohkan, seperti Malaysia dan beberapa negara Teluk.

Meski tak memiliki potensi besar seperti Indonesia, negara tersebut memberikan ruang, bahkan insentif untuk tumbuh kembangnya industri keuangan syariah. Sehingga, negara tersebut banyak mendapat limpahan dana dari berbagai negara.

Baik dalam penerbitan sukuk, pembiayaan syariah, maupun tempat tumbuh kembang lembaga keuangan Islami lainnya. Sementara, di Indonesia, tutur dia, belum terlihat dukungan nyata dan serius seperti di negara-negara tersebut. Misalnya, insentif dalam hal perpajakan berdasarkan keunikan produk syariah, seperti deposito syariah. Deposito syariah memiliki sistem bagi hasil, sehingga mirip dengan saham. Hanya saja, deposito syariah diperlakukan sama dengan konvensional dengan pajak mencapai 20 persen. Padahal, jika diberikan insentif berupa pajak yang sama dengan saham, deposito syariah bisa lebih baik.

Sebelumnya, Ketua I Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Agustianto mengharapkan, pemerintah yang akan datang mendukung ekonomi syariah. Minimal, meningkatkan political will atau menyokong pertumbuhan industri keuangan syariah. Political will dibutuhkan agar ekonomi syariah tumbuh maksimal di bumi nusantara ini.

Sebab, ekonomi syariah diklaim dapat membawa stabilitas keuangan dalam negeri. Karena, dasar dari ekonomi syariah adalah menyeimbangkan sektor riil dan moneter. Ekonomi syariah juga diyakini mewujudkan pemerataan pembangunan ekonomi. Faktornya karena ekonomi syariah bisa menghilangkan kesenjangan besar antara masyarakat berpenghasilan rendah dan orang kaya.

Apalagi, ekonomi syariah sejak lama berkembang di wilayah perdesaan melalui konsep baitul mal wat tamwil (BMT). Sayangnya, dalam debat calon presiden terkait ekonomi, Ahad (15/6), sama sekali tak ada yang menyebut inklusi finansial. Padahal, ekonomi syariah bisa menjadi lokomotif dalam inklusi finansial di Indonesia. ''Pemerintah bisa mewujudkan dalam kebijakan satu daerah minimal satu BPRS,'' tutur dia kepada Republika.

Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Muhammad Syakir Sula mengkritik pengembangan ekonomi syariah belum dimasukkan dari program kerja kedua pasangan capres-cawapres.rep:ichsan emrald alamsyah ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement