Sabtu 04 Oct 2014 19:00 WIB

Kebangkitan Para Srikandi Indonesia

Red: operator

Sebagian besar medali kontingen Indonesia di Asian Games 2014 disumbangkan para atlet putri.

Maria Natalia Londa membuat kejutan dengan meraih medali emas dari nomor lompat jauh Asian Games XVII/2014 Incheon, Korea Selatan. Padahal, ia sama sekali tak diunggulkan. Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) pun sempat ragu mendaulat Maria membawa pulang emas. PASI hanya minta Maria menyumbangkan perunggu.

Sebenarnya Maria tak tiba-tiba moncersebagai atlet lompat jauh.

Sepuluh piagam dan trofi sebagai atlet terbaik Bali menjadi koleksi Maria. Namanya menjadi perbincang an di level nasional ketika sukses meraih medali emas di PON 2008 di Kalimantan Timur. Namanya pun santer disebut-sebut sebagai salah satu atlet atletik yang akan ke Olimpiade di Beijing pada tahun yang sama. Tapi, Maria terhenti di training center.

 

 

 

 

 

 

 

Foto:EPA

Sejak itu, Maria langganan menjadi skuat tim nasional atletik. Tak hanya menjadi andalan di nomor lom pat jauh, tapi juga lompat jangkit. Maria pemegang rekor PON untuk dua cabang itu. Setelah meraih emas Asian Games, Maria seolah menjadi pelecut bagi para atlet Srikandi Indonesia untuk mendulang medali.

Incheon, Korea Selatan, menjadi bukti atlet putri lebih berperan dalam menyumbangkan medali untuk Indonesia. Selain Maria, atlet wushu Juwita Niza Misna pun mendapat runtuhan emas setelah atlet wushu Malaysia, Tai Cheau Xuen, terganjal kasus doping.

Juwita sebelumnya mendapat medali perak pada nomor Nandao dan Nanquan putri. Dan, kecemerlangan Juwita diikuti oleh atlet wushu putri lainnya, Lindswell Kwok, yang merebut perak dari nomor Taijiquan dan Taijijian dan Ivana Ardelia Irmanto yang meraih medali perunggu di nomor Nandao dan Nanquan putri.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:EPA

Indonesia sebenarnya terus berusaha mendapatkan medali emas yang diharapkan datang dari atlet angkat besi putra Eko Yuli Irawan di kelas 62 kg. Tapi, ia hanya bisa merengkuh perunggu untuk disumbangkan ke Indonesia. Justru di angkat besi, atlet putri menyumbangkan perak melalui Sri Wahyuni Agustiani di kelas 48 kg.

Dahaga Indonesia untuk meraih emas pertama di Asian Games 2014 tuntas setelah pasangan ganda putri bulu tangkis, Greysia Polii/Nitya Krishinda memenangi laga final melawan pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, 21-15 dan 21-9.

Sorak-sorai masyarakat Indonesia pun pecah. Pasalnya, 36 tahun sudah Indonesia tidak pernah merasakan emas dari nomor ganda putri bulu tangkis Asian Games. Terakhir ganda putri Merah Putih merebutnya melalui pasangan Verawaty/Imelda di Asian Games 1978.

Pelatih ganda putri Indonesia Eng Hian menyatakan, kunci sukses anak asuhnya adalah komunikasi dan disiplin dalam berlatih. Eng Hian pun lebih banyak berdiskusi dengan anak asuhnya. `'Saya ingin mereka menyadari dulu tujuan berada di Cipayung itu apa? Atau minimal tujuan mereka main bulu tangkis itu apa? Jika mereka sudah mengerti dan menyadari bahwa profesi mereka di bulu tangkis, pasti ke depannya mereka bakal all out,'' kata dia.

 

 

 

 

 

 

 

 

foto:AP

Hingga tengah pekan ini, 10 dari total 19 medali yang diperoleh kontingen Indonesia berasal dari atlet putri. Bisa dibilang, generasi Srikandi Indonesia telah bangkit setelah sempat lama tenggelam. rep:Wahyu Syahputra ed: endro yuwanto

YANG MERAIH MEDALI

Medali Emas:

Juwita Niza Wasni (Wushu)

Greysia Polli/Nitya Krishinda M

(Bulu Tangkis)

Maria Natalia Londa

(Lompat Jauh)

Medali Perak:

Sri Wahyuni Agustiani

(Angkat Besi)

Lindswell Kwok (Wushu)

Liliyana Natsir (Bulu Tangkis)

Medali Perunggu:

Larasati Gading (Berkuda)

Tim Sepak Takraw Putri

Sharon Adelina Santoso dkk

(Boling)

Ivana Ardelia Irmanto (Wushu)

Perolehan Medali Indonesia

Sampai Kamis (2/10):

Medali Emas : 4

Medali Perak : 5

Medali Perunggu : 10

Total : 19

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement