Sabtu 26 Jul 2014 14:00 WIB

Sepak Bola untuk GAZA

Red: operator

Gelombang dukungan solidaritas pun lahir dari para pesepak bola dunia.

Hujan roket Zionis Israel ke Jalur Gaza, Palestina, melahirkan hujan dukungan untuk rakyat Pales tina yang tak berdosa. Dari sekian banyak aksi kemanusiaan untuk menghentikan kekejian Israel, beberapa lahir dari dunia sepak bola. Gemerlap kehidupan pemain yang bergelimang harta dan kesetiaan para pendukung klub ternyata masih menyisakan ruang di hati untuk memikirkan nasib saudara-saudara di Palestina.

"Sepak bola untuk perdamaian", slogan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) itu benar-benar menjadi ke nyataan.Salah satu bentuk dukungan sepak bola untuk Gaza datang dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelompok suporter fanatik PSS Sleman yang tergabung dalam Brigata Curva Sud (BCS) menggelar acara dengan tajuk "BCS For Palestine" pada Rabu (23/7). Suporter yang terkenal dengan atribut warna hitam dan hijau itu melakukan penggalangan dana di depan Curva Sud Shop, yang terletak di kompleks Ruko Delima, Condong Catur, Sleman.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:PAUL HANNA/X00122

Cristiano Ronaldo

Salah satu panitia acara, Rizal Novianto, menyatakan, acara ini digelar untuk menunjukkan bentuk kepedulian kepada warga Palestina yang sedang dalam kesulitan karena konflik. Rizal pun mengaku aksi amal itu sekaligus menjadi ajang ngabuburitmenjelang buka puasa. "Ada sejumlah band indie Yogya yang ikut memeriahkan acara ini," kata Rizal kepada Republika.

Selain pecinta klub berjuluk Elang Jawa itu, protes terhadap sikap Israel yang membombardir Palestina juga kerap dilakukan oleh su porter lain di Indonesia. Beber apa klub yang memiliki masa pendukung dengan jumlah besar ,seperti Persija Jakarta, Per sebaya Surabaya, Persib Bandung, dan Arema Indonesia, juga melakukan aksi mendukung Palestina.

Meski di Tanah Air se ring kali the Jakmania, Bonek, Bobotoh, dan Are mania mendapat cap sebagai biang onar, aksi para suporter untuk saudara yang tertindas akibat kejahatan kemanusiaan itu perlu mendapat acungan jempol. Bahkan pada laga persahabatan antara Persija melawan Ajax Amsterdam beberapa waktu lalu, the Jakmania tak ragu memasang bendera Palestina untuk mendapatkan perhatian internasional.

Dalam laga uji coba tim nasional U-19 melawan Persiter Ternate, panitia pertandingan pun memutuskan menyisihkan pendapatan dari tiket untuk rakyat Palestina. Meski cenderung lebih mahal, Sekretaris Umum Persiter Hasby Yusuf yakin tiket akan tetap laku karena pertandingan yang digelar, adalah laga ber gengsi. "Harga tiket ini tidak ditentukan secara sepihak oleh kami, tapi melalui kesepakatan dan arahan dari BTN (Badan Tim Nasional),"

ujar Hasby, seperti dikutip Antara.

Dukungan dari Eropa Aksi suporter sepak bola memberikan dukungan untuk Palestina juga sudah marak terjadi di Benua Eropa. Pada 2012 lalu, Ultras Lazio membentangkan spanduk bertuliskan "Free Palestine" guna mendukung kemerdekaan negara yang dilanda konflik sejak puluhan tahun lalu itu. Dalam turnamen Liga Eropa melawan Tottenham Hotspur, pendukung Lazio itu meneriakkan, "Viva Palestina, viva Palestina!"

Dari tanah Britania Raya, su porter Celtic juga pernah memberikan dukungan untuk Palestina. Da lam pertandingan terakhir musim 2011/2012, 60 ribu pendukung Celtic tam pak memadati Celtic Park, Skotlandia, untuk menyaksikan tim ke sa yangan.

Namun, pe man dangan yang ber be da hadir karena ben dera Palestina berkibar bersama dengan warna hijau syal serta bendera Celtic, seperti dikabarkan International Business Times.

Gelombang dukungan solidaritas pun lahir dari para pesepak bola dunia. Usai tersingkir dari Piala Dunia 2014 kontra Jerman di babak perdelapan final, tim nasional Aljazair memutuskan untuk menyum bangkan uang bonus sebesar sembilan juta dolar AS atau sekitar Rp 106,2 miliar. "Mereka (Palestina) lebih butuh daripada kami," kata penyerang Aljazair, Islam Slimani, dikutip Algemeen Dagblad.

Bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, juga disebut sebagai salah satu pemain yang membenci kekejaman Israel. Ronaldo bahkan menyumbangkan uang hadiah penghar gaan sepatu emas sebesar 1,5 juta euro (Rp 18,4 miliar) untuk anak-anak Palestina di Jalur Gaza pada 2011. Dana tersebut dikabarkan digunakan untuk membangun sekolah-sekolah di Palestina.

Kapten timnas Portugal tersebut bahkan tak segan untuk memperlihatkan dukungannya secara lugas, dengan menolak untuk bertukar kaos dengan seorang pemain timnas Israel pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia di Tel Aviv 2013 lalu. Padahal sang pemain lawan telah membuka kaosnya dan berjalan mendekati Ronaldo.

Gerakan menolak penyelenggaraan Piala Eropa U-21 2013 di Israel juga pernah dilakukan oleh bintang-bintang sepak bola dunia.

Aksi itu dipimpin oleh Frederic Kanoute yang beralasan penyelenggaraan turnamen internasio nal di Israel bertentangan dengan nilainilai olahraga. Perjuangan mantan pemain Sevilla itu pun men dapat dukungan dari pe main Chelsea, Eden Hazard, dan pemain Arsenal, Abou Diaby.

Beberapa waktu lalu, Kanoute bahkan mengunggah gambar di akun Twit ter-nya untuk mendukung Pales tina. Gambar pemain asal Mali tersebut bertuliskan, "An da tidak perlu men jadi Muslim untuk membela Ga za, Anda hanya perlu men ja di manusia."

rep:c71, ed:endro yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement