Ahad 08 Jan 2017 16:00 WIB

Intermezzo

Red:

Membaca dari 'Buku Manusia'

Akhir tahun 2016 the Bolton NHS Trust Foundation Library Service mendapatkan penghargaan perak untuk proyek Human Librarynya. Human Library adalah perpustakaan yang memungkinkan anggotanya meminjam sebuah buku yang direpresentasikan oleh seseorang'pembaca' berdiskusi dengannya untuk memahami tantangan yang mereka hadapi. Perpustakaan di Inggris itu membuka dua kesempatan dalam satu tahun untuk membaca buku hidup ini..

Buku itu beragam. Mulai dari pencari suaka, orang yang pulih dari kecanduan alkohol, orang yang kesulitan penglihatan, dan beragam orang dari macam-macam latar belakang agama dan budaya.

Paula Elliot, manajer layanan perpustakaan, menerima penghargaan akhir tahun lalu di Libraries and Information Health Network North West. Ini adalah sebuah upaya tim yang luar biasa dan staf perpustakaan betul-betul menikmati bekerja dengan kolega dan buku-buku manusia ini, katanya.

Human Library juga dilakukan di Katowice, Polandia. Satu hari proyek Human Libary, diinisiasi sebuah lembaga amal, 15 relawan dari beragam latar belakang menceritakan kisah mereka pada orang asing yang ingin meminjam mereka untuk mengobrol selama 30 menit. Di antara buku hidup ini ada seorang laki-laki kulit hitam dari Afrika Selatan, seorang transseksual, seorang imam, dan seorang mantan napi.

Sebuah buku tak menceritakan segalanya ... tapi bila Anda bertemu dengan orang yang nyata yang mempunyai perasaan, maka mereka bisa berbicara lebih banyak, kata imam Abdel Wahab Bouali, sang buku tentang acara itu. Saya berharap orang yang saya temui mengubah sebagian pendapat negatif mereka tentang Islam dan budaya lain.

Gagasan Human Library pertama muncul sekitar 10 tahun silam di Kopenhagen. Gagasan ini merupakan cara untuk meluruhkan prasangka dengan menghadirkan orang dari latar belakang berbeda untuk bersama bercakap dalam tatap muka. Toronto Public Library (TPL) menggelar proyek pertamanya pada 6 November 2010 menarik lebih dari 200 peminat. Pilihan bukunya pun beragam. Mulai dari polisi, komedian, pekerja seks yang berhasil menjadi pemilik klub, seorang yang berhasil sembuh dari kanker, gelandangan, hingga orang miskin. Perpustakaan Toronto membuat proyek ini menjadi program jangka panjang.

Dengan Human Library, pengalaman tatap muka langsung dan sejenis strory telling, mendengarkan kembali berabad-abad lalu ketika cerita satu-satunya cara untuk belajar, kata Anne Marie Aikins, manajer komunikasi TPL waktu itu. Ini sebuah teknologi tua.     euronews.com/theboltonews.co.uk/yongestreetmedia.ca/Nina Ch

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement