Kamis 10 Nov 2016 18:00 WIB

Tuhan, Jangan Tinggalkan Aku (28)

Red:

Sosok yang mirip Sean Penn itu tibatiba melambai ke arahnya dari samping mobil. Jantung Fatin seketika berdegup kencang. Merasa jengah karena kepergok mengintip, ia pun buruburu menutup tirai jendelanya.

@@@

BAB 5

SEBUAH KESEPAKATAN

Perekonomian keluarga Fatin semakin terpuruk. Abah tidak bisa berlamalama bekerja sebagai kuli bangun an seperti keponakannya yang masih muda dan kuat.

Satu hari Abah pulang dari Bandung dalam kondisi memprihatinkan. Ia terjatuh dari bangunan lantai dua, tulang punggungnya terganggu. Menurut dokter ada syaraf yang kejepit, sehingga Abah sering merasa sangat kesakitan. Beberapa pekan lamanya Abah hanya tergolek tak berdaya di atas dipan tuanya.

Fatin meluangkan waktu untuk menengoknya. Sekalian ia minta doa restu ayahnya, sejak saat itu dirinya resmi sebagai karyawan tetap. Ia telah dinyatakan lulus dalam masa percobaannya.

"Temantemanmu kabarnya tidak lulus kerja di Hotel Tiara, ya Nak?" tanya Abah. "Iya, Bah, tetapi kabarnya mereka sudah diterima kerja di Bandung."

"Jadi, kami harus melepasmu tinggal berjauhan…. Sampai kapan?" "Yaaah…., sampai kita bisa hidup layak, barangkali," sahutnya mengambang.

"Putri kita sudah dewasa. Kita doakan sajalah agar Fatin disayang majikan dan temanteman," tukas Emak seraya memijiti kaki Abah.

Itulah sepotong pagi yang terasa memilukan bagi Fatin. Ia meninggalkan rumah tua keluarganya setelah menyalami lima adiknya. Ia pesan wantiwanti, agar saling menyayangi dan mendoakan serta menjaga ayah mereka.

Ada yang meruyak dalam dada Fatin saat bis umum jurusan Jakarta mulai meninggalkan kawasan Cianjur. Entah mengapa, ada semacam firasat bahwa sejak saat ini dirinya telah menjadi seorang perempuan dewasa.

Harus bertanggung jawab sendiri dengan apapun peristiwa yang akan dialaminya. "Berapa umurmu, Neng?"

penumpang yang duduk di sampingnya, seorang ibu tua berpakaian ala Gipsy, mendadak menanyainya dengan tatapan penasaran.

"Aku, eh, sembilan belas…. Ada apa, Bu?" balik Fatin bertanya, keheranan.

"Tampak lebih dewasa dari umurmu yang sebenarnya." "Apakah itu masalah?" buru Fatin jadi balik penasaran.

(Bersambung)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement