Senin 16 Jan 2017 15:00 WIB

Hikmahanto Juwono, Pengamat Hubungan Internasional UI: Jepang Ingin Pastikan Stabilitas Kawasan Demi Sekutunya

Red:

Pada hari ini Presiden Joko Widodo bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Bagaimana tanggapan Anda terkait pertemuan tersebut?

Kalau saya melihat kunjungan Perdana Menteri Shinzo Abe ke Indonesia bukan kunjungan yang hanya bersifat bilateral. Karena selain Indonesia, dia (PM Abe) juga akan ke Australia, Filipina, dan Vietnam.

 

Menurut Anda, apa maksud rangkaian kunjungan tersebut?

Ini cerita kekhawatiran Jepang dengan adanya ketidakpastian Amerika Serikat yang hadir di kawasan, sementara hegemoni Cina meningkat baik dalam hal militer maupun ekonomi.

Apakah semua ini berkaitan dengan terpilihnya Presiden baru AS Donald Trump?

Betul.

Selain perihal AS, apa faktor lain di balik kunjungan PM Abe ke negara-negara tersebut?

Jepang sendiri kalau mau memiliki peran yang besar tidak mungkin. Sebab, dia (Jepang) punya masa lalu yang kurang baik dengan negara-negara di Asia. Sulit bagi Jepang untuk menggantikan Amerika Serikat sebagai sekutunya.

Oleh karena itu, Jepang mungkin meminta peran dari Australia dan Indonesia sebagai pemimpin di ASEAN. Kemudian, Abe juga mungkin ingin mendengar hubungan Vietnam dengan Cina dan juga Filipina dengan Cina. Dia ingin memastikan stabilitas di kawasan di tengah ketidakpastian Amerika Serikat setelah pada akhirnya nanti akan dipimpin oleh Trump. Jepang juga harus memastikan tidak ada hegemoni dari Cina yang muncul setelah terpilihnya Trump.

Jadi sebetulnya bobot politik kunjungan Abe ini juga besar, tidak hanya di bidang ekonomi sebagaimana kesepakatan kedua pihak di Istana Bogor?

Itu jelas. Shinzo Abe kan sudah bertemu dengan presiden terpilih Donald Trump di New York. Jadi saya yakin Abe sudah tahu ada sesuatu yang harus dikomunikasikan dengan pemimpin-pemimpin di kawasan.       Oleh Halimatus Sa'diyah, ed: Muhammad Iqbal 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement