Jumat 19 Sep 2014 13:00 WIB

Abetnego Tarigan, Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI): Pemerintah Tidak Tegas Soal Kebakaran

Red:

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dan Kalimantan kali ini apakah lebih parah dari musim kemarau tahun sebelumnya?

Lebih parah. Tahun ini terjadi dua kali kebakaran besar. Pertama, pada Januari dan Februari di Riau. Sekarang di Sumatra dan Kalimantan.

Apa penyebab kebakaran?

Kebakaran ini dampak dari perubahan iklim, pengaruh dari Siklon Kalmaegi. Selain itu,  model pengelolaan kita tetap sama. Dari dulu Walhi mendesak pemerintah tidak memberikan izin pemanfaatan lahan untuk perkebunan dan hutan tanaman industri. Sampai sekarang masih.

Apa dampak perizinan yang mudah itu?

Pembakaran hutan menjadi cara murah bagi pelaku usaha untuk memiliki lahan yang digunakan untuk perkebunan dan tanaman industri. Kemampuan pemerintah soal izin tidak diimbangi dengan pengawasan dan penindakan.

Izin seolah-olah akan sesuai dengan yang diharapkan. Padahal, perlu pengawasan dan penindakan secara administrasi. Perusahaan-perusahaan penerima izin tidak mampu mengelola. Pemerintah tidak pernah mengevaluasi perizinan yang rawan disalahgunakan.

Bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan?

Perlu respons darurat yang harus segera dilakukan. Publik banyak dirugikan dalam hal kesehatan dan ekonomi. Soal kesehatan kebakaran berpengaruh terhadap udara dan pernapasan. Dalam hal ekonomi, semua aktivitas terganggu mulai dari penerbangan dan lainnya.

Kemudian perlu adanya evaluasi, tindakan hukum untuk menindak pelaku yang terkait pembakaran. Pelaku itu tidak individu. Bagaimana pertanggungjawaban pemilik tanah. Perusahaan-perusahaan korporasi harus diberi penindakan hukum dan penindakan administrasi.

Apakah selama ini pemerintah kurang tegas?

Ya, kurang tegas. Pada 2013 ada 13 kasus yang diselesaikan baru satu kasus.

Untuk mengatasi kebakaran saat ini kira-kira pemerintah membutuhkan dana berapa?

Tidak bisa dihitung. Kita akan kesulitan menghitung. Yang harus dilakukan adalah penindakan, jangan hanya bicara investasi. Kalau cuaca kemarau terus seperti ini pengeluaran bisa unlimited.

rep:Binti Sholikah/c87 ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement