Rabu 13 Jan 2016 15:00 WIB

Prabowo dan Sangu Pak Harto di Rakornas PKS

Red:

Forum Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS di Depok kali ini ada yang berbeda. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto didaulat menjadi pembicara tunggal dalam sesi leadership talk di hadapan peserta Rakornas.

Mantan Danjen Kopassus tersebut menyampaikan tiga hal prinsip utama dalam menjalankan kepemimpinan. Tiga prinsip itu didapatnya dari Presiden Soeharto saat dirinya masih aktif sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Saat dia masih aktif di tentara pernah ditugaskan ke daerah operasi militer. Dia dipanggil Presiden Soeharto. Dia merasa pemanggilan ini adalah hal biasa. Meskipun petinggi militer, Presiden Soeharto juga menjadi mertua Prabowo ketika itu.

Sebagai orang tua, Pak Harto diyakininya akan memberikannya bekal untuk operasi tersebut. Ternyata sangu-nya berbeda. "Pertemuan tidak sampai lima menit. Presiden hanya berpesan ojo lali (jangan lupa), ojo dumeh (jangan pamer), ojo ngoyo (jangan memaksakan diri). Jadi, ini sangu untuk saya," ujar Prabowo dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) PKS di Depok, Selasa (12/1).

Prabowo mengungkapkan, tiga hal tersebut hingga saat ini masih dipakai sebagai prinsip dalam menjalankan amanah kepemimpinan di berbagai bidang. Ojo lali, lanjut Prabowo, berarti jangan lupa terhadap ajaran-ajaran yang pernah diterima dalam hidup, baik ajaran agama, militer, sosial budaya, maupun ajaran dari orang tua.

Ojo dumeh, lanjut Prabowo, berarti jangan sombong dalam kehidupan. Dalam organisasi, seorang pemimpin harus selalu berada di depan dan memberikan teladan kepemimpinan. Pemimpin harus mampu mengayomi yang dipimpinnya.

Ojo ngoyo berarti jangan memaksa hal-hal yang di luar kemampuan. Menurut Prabowo, pemimpin harus bekerja keras dan maksimal dalam berusaha sebaik mungkin mencapai target-target dan menerima apa pun hasilnya.

Prabowo menyatakan, pelajaran tiga kalimat itu nilainya sangat sulit untuk dikuantifikasi. Pesan yang didapatnya dulu itu berkaitan dengan di bidang militer, bisnis, dan politik. Semuanya dimanfaatkan sebagai alat kepemimpinan. "Saya tidak lupa dengan ajaran-ajaran yang saya terima, tidak sombong dan tidak memaksakan diri. Selalu berusaha yang terbaik dan menerima apa pun hasilnya tanpa harus memaksakan diri," ujar Prabowo.

Prabowo mengungkapan pada seluruh kader PKS agar tidak bersikap ragu dalam berpolitik. Menurutnya, aktivis Islam harus berpolitik untuk mewarnai kehidupan bangsa menuju arah lebih baik. Kemerdekaan Indonesia terwujud karena banyaknya pengorbanan ulama dan pejuang Islam. Menurut dia, tak jadi masalah untuk aktivis Islam untuk terus terjun dalam dunia politik.

Pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu bercerita tentang dua tokoh dunia yang berperang. Salahuddin Ayyubi dan Richard The Lion Heart. Meski bermusuhan, keduanya tetap berkomunikasi dengan baik.

Riuh tepuk tangan meriah dari 800 peserta Rakornas PKS meramaikan suasana Rakornas tersebut. Pidato yang disampaikan selama satu jam itu disambut meriah oleh kader partai itu.

Prabowo menyempatkan diri menghadiri Rakornas PKS. Kehadirannya itu menunda keberangkatannya ke Eropa. Rakornas dihadiri pimpinan pusat PKS, antara lain, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro Periode 2010-2015 KH Hilmi Aminuddin, Sekjen Taufik Ridho, Ketua MPP Suharna Surapranata, Ketua DSP Surahman Hidayat, Ketua FPKS DPR RI Jazuli Juwaini, dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. n ed: erdy nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement