Selasa 10 Dec 2013 08:27 WIB
Bantuan Siswa Miskin

Penyerapan BSM Sesuai Target

Bantuan Siswa Miskin
Foto: Antara
Bantuan Siswa Miskin

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, penyerapan Bantuan Siswa Miskin (BSM) sampai saat ini sudah mencapai 96 persen dari total anggaran sebesar Rp 6 triliun. Oleh karena itu, ia yakin penyaluran BSM akan terserap 100 persen sebelum 15 Desember.

“Saya lihat BSM untuk anak SD yang belum terserap hanya Rp 300 ribu, mungkin hanya kurang satu siswa saja,” kata Nuh dalam acara penyerahan BSM kepada 300 siswa di Kantor Bupati Karawang, Senin (9/12). Penyaluran BSM ini, ujar Nuh, sudah tepat sasaran. BSM diberikan kepada siswa dari  keluarga yang tidak mampu, seperti anak yatim, anak yatim piatu, maupun anak kurang mampu pada umumnya.

Penyaluran BSM ini, Nuh menjelaskan, dilakukan oleh Bank Jabar. Bank Jabar sudah bekerja luar biasa agar BSM bisa segera tersalurkan dan dapat dimanfaatkan oleh para siswa yang menerimanya. Jumlah penerima BSM 2013, kata Nuh, sebanyak 12 juta siswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Penerima BSM yang terbanyak itu di daerah Jawa, terutama Provinsi Jawa Barat.

“Di Jawa Barat penduduknya banyak dan angka kemiskinannya tinggi maka wajar kalau penerima BSM juga paling tinggi. Kami memberikan BSM berdasarkan data kemiskinan,” ujar Nuh. Kebaikan dari BSM, Nuh mengatakan, penjagaan konsistensinya. Misalnya, siswa SD yang menerima BSM, ia juga akan menerima BSM sampai SMP dan SMA atau SMK.

Menurutnya, BSM memang dijaga agar tidak putus di tengah jalan sehingga siswa yang kurang mampu tidak perlu khawatir tidak bisa membayar sekolah saat melanjutkan pendidikannya. Sebab, selama ini terdapat siswa kurang mampu yang tidak mau melanjutkan sekolah karena takut tidak ada biaya. Namun, BSM menawarkan hal berbeda.

Dalam penyaluran BSM ini, ujar Nuh, anggota BPK ikut memonitor penyaluran BSM. Mereka perlu memastikan BSM tepat sasaran.

Di tempat yang sama, anggota BPK Rizal Djalil mengatakan, hasil pemantauan BPK menunjukkan BSM langsung diserahkan kepada para siswa yang berhak mendapatkannya. Ia juga yakin penyerapan BSM bisa tercapai secara penuh pada 15 Desember nanti. “Kami yakin besok BSM pasti terserap 100 persen. Data para penerima BSM itu jelas, bank penyalurnya juga jelas,” kata Rizal.

BSM, Rizal menambahkan, merupakan satu-satunya bentuk bantuan yang tepat sasaran selama dimonitor BPK. Tidak ada satu pun keraguan.

Rizal berharap kalau ada siswa kurang mampu yang belum masuk sekarang, semoga bisa ditampung tahun depan. Diharapkan DPR bisa memberikan keputusan anggaran bagi BSM lebih banyak lagi.  Database yang ada di Kemendikbud terkait penerima BSM, ujar Rizal, sudah cukup bagus. Makanya, BPK mendukung program BSM ini.

Sebelumnya, soal penyerapan BSM itu dikritik sejumlah pihak karena dinilai lambat. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana mengatakan bahwa penyaluran dana BSM sebesar Rp 7,5 triliun hingga awal November 2013 relatif lambat dan baru mencapai kisaran 40-45 persen.

Armida mengatakan, rendahnya penyerapan bantuan tersebut menjadi evaluasi dari Kemendikbud serta Kementerian Agama (Kemenag) sebagai lembaga yang diberikan mandat untuk menyalurkan dana tersebut.

Penyaluran BSM dilakukan sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM. BSM mulai disalurkan tanggal 21 Juli 2013, saat awal tahun ajaran baru 2013/2014. BSM disalurkan kepada 16,6 juta siswa miskin di bawah Kemendikbud dan Kemenag.

Dana BSM yang diterima siswa per tahun pada jenjang SD naik dari Rp 360.000 menjadi Rp 450.000, jenjang SMP naik dari Rp 560.000 menjadi Rp 750.000. Sedangkan, untuk jenjang SMA sederajat, tetap Rp 1 juta.

Alokasi dana BSM berdasarkan APBN-P 2013 sebanyak Rp 7,43 triliun untuk 16,6 juta siswa. Kemendikbud akan menyalurkan sebanyak Rp 6,04 triliun bagi 13,53 juta siswa, sedangkan Kemenag akan menyalurkan sebanyak Rp 1,39 triliun bagi 3,07 juta siswa. n dyah ratna meta novia ed: muhammad hafil

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement