Senin 18 Nov 2013 05:15 WIB
Anggaran AS

Anggaran Pentagon Susut, AS Terancam

Pentagon
Foto: newtech.aurum3.com
Pentagon

REPUBLIKA.CO.ID, SIMI VALLEY -- Berkurangnya anggaran Pentagon (Kementerian Pertahanan AS), membuat Menteri Pertahanan Chuck Hagel “pusing”. Ia pun mengingatkan, pemotongan anggaran tersebut bisa menimbulkan dampak yang besar dan serius. “Hal itu bisa membahayakan keamanan negara dan peran militer AS di dunia,” ujar Hagel, seperti dikutip kantor berita AFP, Ahad (17/11).

Krisis ekonomi yang terjadi di negeri adidaya ini telah memengaruhi anggaran di sejumlah kementerian. Untuk Kementerian Pertahanan, pemotongan anggaran mencapai hampir 1 triliun dolar AS. Hagel menilai, pemotongan itu sangat besar, terlalu tiba-tiba dan membahayakan. “Ini merupakan cara yang tidak bertanggung jawab dan menyebabkan Kementerian Pertahanan terpaksa mengambil pilihan yang buruk,” kata dia.  Ia pun memperingatkan, jika pemotongan anggaran terus terjadi, pasukan AS tidak mungkin siap menghadapi konflik besar yang tiba-tiba meletus.

Sebenarnya, sejak pertengahan tahun ini dampak dari pemotongan anggaran sudah terasa. Pada Maret lalu, misalnya, Angkatan Laut AS mengurangi lalu lintas armada mereka secara global sebanyak 10 persen. Sedangkan, Angkatan Darat mengurangi rotasi pelatihan sebesar 15 persen. Begitu pula Angkatan Udara yang mengurangi kuantitas pelatihan sebesar 25 persen.

Saat ini, kata Hagel, efek dari pengurangan tersebut mungkin belum begitu terasa. Efek tersebut, kata dia, akan dirasakan dalam jangka panjang. Terkait penyusutan anggaran, Pentagon telah secara langsung mengatakan kepada Kongres dan Gedung Putih bahwa hal itu akan berdampak terhadap pelatihan, persenjataan, dan kesiapan pasukan AS.

Krisis anggaran mulai terjadi ketika militer AS menarik pasukannya dari Irak dan Afganistan. Mereka telah menunaikan masa bakti lebih dari 10 tahun setelah melakukan invasi di dua negara itu pada 2001 (Afganistan) dan 2004 (Irak).

Sebagai konsekuensi dari penyusutan anggaran, ucap Hagel, sebagian besar personel militer akan kehilangan daya tempur. Pasukan juga akan kehilangan kemampuan dalam bertindak. Keadaan ini akan membuat presiden tak punya banyak pilihan untuk melindungi kepentingan keamanan nasional.

Meski sulit, ujar Hagel, Pentagon akan berusaha menyesuaikan diri dengan anggaran yang minim. Penyesuaian akan dilakukan melalui kebijakan dan praktik di lapangan. Ia mencontohkan, pihaknya mungkin akan mengaktifkan kembali tim cadangan dan tentara asing. Militer juga akan fokus pada kekuatan pasukan yang sedikit, tapi modern. “Ini lebih baik ketimbang memperkuat pasukan dalam skala besar, tapi menggunakan peralatan tua.” n ichsan emrald alamsyah/ap ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement