Selasa 27 Aug 2013 02:15 WIB
Pilkada Kota Tangerang

Wahidin Sebut RS Sari Asih Alat Politik

Walikota Tangerang Wahidin Halim (kanan).
Foto: Antara/Lucky R
Walikota Tangerang Wahidin Halim (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG –- Jelas sudah alasan utama pemutusan kerja sama Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Kota Tangerang terhadap lima rumah sakit, empat di antaranya milik Sari Asih Group, memang karena alasan politis. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Wali Kota Tangerang Wahidin Halim.

Mulanya, Wahidin Halim menyatakan menyatakan bahwa RS Sari Asih Group terindikasi menjadi alat politik oleh pemiliknya yaitu Arief R Wismansyah yang mencalonkan diri sebagai calon wali kota Tangerang. Padahal, Arief merupakan wakil wali kota alias pendamping Wahidin selama hampir lima tahun ini memimpin Tangerang.

''Terindikasi jadi alat politik. Saat ada yang berobat ditanya mau pilih siapa, nomor berapa,'' kata Wahidin Halim saat konferensi pers di kediamannya, di kawasan Pinang, Kota Tangerang, Senin (26/8). Ini adalah pertama kalinya Wahidin bersedia memberi komentar sejak pemberhentian kerja sama Jamkesda dengan lima rumah sakit pada Rabu (21/8). Sebelumnya, Wahidin tak mau mengeluarkan komentarnya sedikit pun. ''No comment,'' kata Wahidin ketika ditemui Republika, Ahad (25/8).

Walau menyebut alasan politis, Wahidin kembali menambahkan bahwa pemutusan Jamkesda kepada lima rumah sakit tersebut adalah karena faktor jumlah tagihan yang sangat besar, terutama kepada RS Sari Asih Group yang terdiri RS Sari Asih Karawaci, RS Sari Asih Ciledug, RS Sari Asih Sangiang, dan RS Ar-Rahmah. Sedangkan untuk RS Hermina karena rumah sakit tersebut mengajukan pengunduran diri karena tidak bekerja sama lagi.

Total jumlah tagihan dari empat RS Sari Asih Grup ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencapai lebih dari Rp 19 miliar dan semuanya belum dibayar. Anggaran Jamkesda 2013 sebesar Rp 50 miliar juga sudah habis. ''RS Sari Asih karena grup maka tagihannya paling banyak,'' ungkap Wahidin.

Wahidin yang akan habis masa jabatan periode keduanya pada 15 November mendatang kembali mengatakan bahwa semua keputusan untuk kepentingan publik. Masyarakat masih bisa berobat ke rumah sakit yang masih bekerja sama dalam program Jamkesda. Saat ini masih ada 28 rumah sakit yang masih melayani Jamkesda. Setelah RSU Tangerang yang melayani pengobatan gratis beroperasi September, secara bertahap akan dilakukan pemutusan kerja sama Jamkesda dengan seluruh RS tersebut.

Sementara itu, Arief Wismansyah membantah pernyataan Wahidin. Arief mengingatkan Wahidin bahwa RS Sari Asih Group sudah ada sejak dahulu sebelum ia menjadi wakil wali kota Tangerang. ''Alat politik apa? RS Sari Asih sudah ada sejak dulu sebelum mencalonkan jadi wali kota. Mungkin Pak wali kali yang lebih paham berpolitik,'' papar Arief kepada Republika, Senin (26/8).

Ia juga membantah tentang adanya dugaan warga yang akan berobat di RS Sari Asih Group ditanya tentang memilih dirinya. ''Buktiin sendiri saja, apakah ada perintah coblos nomor lima gitu. Jangan memfitnah, nanti marah, dikatakan menghujat padahal kita diem–diem saja,'' ungkapnya.

Menurut Arief, alasan pemutusan Jamkesda RS Sari Asih Group karena jumlah tagihannya paling besar itu salah besar. Sebab, justru RSUD Kabupaten Tangerang dan RS Karang Tengah Medika punya tagihan Jamkesda lebih besar dari RS Sari Asih Group. Dia mempertanyakan kenapa kedua rumah sakit tersebut tidak dihentikan program Jamkesdanya.

RS Sari Asih Group sudah menjalankan kerja sama atas kebijakan Pemerintah Kota Tangerang untuk melayani masyarakat pengguna pelayanan multiguna atau Jamkesda. Menurut Peraturan Wali Kota (Perwal) semua rumah sakit bisa melayani pasien program multiguna. ''Jangan memfitnah tanpa bukti. RS Sari Asih bagian rumah sakit yang Pak Wali sendiri sesuai Perwal menunjuk rumah sakit untuk melayani program multiguna,'' kata Arief.

Arief menyatakan komitmen RS Sari Asih Group tetap memberikan pelayanan pada warga tidak mampu, bukan hanya terbatas pada pasien pengguna multiguna saja. Menurutnya, banyak pasien multiguna berobat ke rumah sakit Sari Asih sehingga pemutusan Jamkesda lebih merugikan masyarakat dibanding rumah sakit. n c12 ed: rahmad budi harto

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement