Jumat 28 Mar 2014 12:09 WIB

Setoran Dividen BUMN Kurang

kantor BUMN
Foto: .
kantor BUMN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Target setoran dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mencapai Rp 40 triliun terancam tidak dapat dipenuhi. Hal ini disebabkan masih adanya perusahaan yang belum menyampaikan dividennya dan mengalami penurunan laba pada tahun lalu.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, dirinya sedang mencari cara untuk memenuhi target tersebut. "Kekurangan setoran dividen ini akibat belum mendapat setoran dividen dari PT Freeport Indonesia dan juga kerugian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun buku 2013," katanya, Kamis (27/3).

PLN tahun lalu menderita kerugian selisih kurs yang mengakibatkan BUMN listrik itu tidak bisa diharapkan memberi dividen. Sementara, Freeport yang diandalkan untuk memberikan setoran belum juga membayarkan.

Dengan komposisi saham Pemerintah RI di Freeport sebesar 9,36 persen, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut seharusnya menyetorkan dividen sekitar Rp 1,5 triliun. Menurutnya, perusahaan itu tahun lalu juga tidak menyetor dividennya. "Saya tidak yakin target terpenuhi, tapi harus dicarikan," katanya.

Menurut dia, target penerimaan negara dari dividen BUMN sebesar Rp 40 triliun itu merupakan tertinggi sepanjang sejarah. Target itu lebih tinggi dibanding setoran dividen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 yang ditetapkan Rp 36,5 triliun. Tahun ini, sebanyak Rp 10,3 triliun diharapkan dari perbankan dan sisanya sebesar Rp 29,7 triliun dipenuhi dari nonperbankan.

Dahlan menambahkan, pihaknya belum memutuskan untuk meminta pengurangan besaran setoran dividen BUMN atau meningkatkan rasio bayar dividennya (pay out ratio). "Bisa saja BUMN yang untung besar ditambah pay out ratio-nya. Tapi, ini dilema karena di sisi lain BUMN digenjot untuk ekspansi dengan modal dan laba yang dimilikinya," ujarnya.

Meski demikian, dia mengaku senang karena laba bersih seluruh BUMN pada 2013 tercapai Rp 150,7 triliun atau melampaui target yang ditetapkan Rp 150 triliun. Hal ini, menurutnya, di luar dugaan, mengingat kondisi ekonomi pada tahun lalu cukup berat karena terimbas krisis global.

Saat ini, hampir semua BUMN telah menyetorkan dividennya. PT Bukit Asam (PTBA) Tbk, misalnya, membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 1 triliun dari total laba bersih tahun buku 2013 atau Rp 461,79 per saham. Direktur Utama PTBA Milawarman mengatakan, BUMN tambang batu bara tersebut pada 2013 berhasil meraup laba Rp1,83 triliun.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga membagikan dividen sebesar Rp 6,35 triliun atau 30 persen dari laba bersih 2013. Sisanya, dipakai untuk laba ditahan sebesar 49 persen atau Rp 10,37 triliun dan cadangan untuk investasi sebesar 21 persen atau Rp 4,44 triliun.

Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan, besaran dividen ini tidak lepas dari pertimbangan pemegang saham akan pentingnya perseroan melakukan ekspansi usaha dan kredit ke depan untuk menangkap peluang di segmen UMKM. Menurutnya, nilai pembagian dividen yang dibagikan dalam empat tahun terakhir mengalami peningkatan.

Sementara, dividen terbesar diberikan Pertamina. Kontribusi Pertamina bagi penerimaan negara pada 2013 mencapai Rp 78,22 triliun yang terdiri atas Rp 9,5 triliun berupa dividen dan Rp 68,72 triliun untuk setoran pajak. Kontribusi tersebut meningkat 18,21 persen dibandingkan pada 2012 sebesar Rp 66,17 triliun. n maspril aries/satya festiani ed: fitria andayani

Informasi dan berita lain selengkapnya silakan dibaca di Republika, terimakasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement