Jumat 17 Jan 2014 08:11 WIB
Korupsi di Cina

Jenderal Cina Terjerat Korupsi

Presiden Cina Xi Jinping
Foto: Reuters
Presiden Cina Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang Jenderal di Cina ditangkap atas dugaan korupsi. Jenderal tersebut dilaporkan memiliki puluhan rumah, patung Mao Zedong berlapis emas, perahu emas, dan banyak barang mewah lainnya.

Dia adalah Gu Junshan yang terakhir menjabat wakil kepala logistik dan memiliki pengaruh cukup kuat di Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA).

Aljazirah mengutip laporan majalah Caixin, pekan ini, menyatakan, negara telah menyita seluruh harta milik Gu. Termasuk, patung emas Mao dan puluhan apartemen di pusat Kota Beijing.

"Pejabat menyita perahu emas, wadah emas, dan patung emas Mao. Mereka juga menyita sepeti minuman keras mahal dari tempat jenderal yang dikenal penduduk setempat sebagai Jenderal Mansion," tulis Caixin.

Bahkan, salah satu rumahnya seluas 2,5 hektare didesain menyerupai Kota Terlarang. Gu bergabung dengan militer pada 1971 setelah menyelesaikan sekolah menengah pertamanya.

Ia mulai menangani bisnis operasi militer di Puyang pada 1985. Jabatannya meningkat selama dekade berikutnya ketika ditugaskan mengawasi logistik di daerah itu.

Kariernya terus melejit. Dia kemudian menjabat wakil kepala Departemen Logistik Umum PLA pada 2009. Gu diduga memperoleh banyak keuntungan dari proyek-proyek yang ditanganinya.

Gu disinyalir mengambil suap besar saat penjualan tanah milik militer. Di Shianghai, Gu diduga menerima pembayaran sekitar enam persen untuk sebuah rencana proyek militer senilai lebih dari 330 juta dolar AS.

Sementara, di kampung halamannya di Puyang, keluarganya dikenal kerap merebut tanah dan memiliki bisnis properti. Gu belum pernah terlihat lagi sejak awal 2012. Namanya juga telah dihapus dari situs resmi Departemen Pertahanan Cina. Musim panas lalu, seorang profesor di Universitas Pertahanan Nasional PLA Gong Fangbin menegaskan, Gu sedang diselidiki. Penyelidikan dilakukan karena masyarakat kecewa atas kejahatan Gu dan pendahulunya.

Pendahulu Gu, Wang Shouye, dijatuhi hukuman mati yang ditangguhkan pengadilan militer pada 2006. Dengan hukuman itu, Wang akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara.

Hukuman tersebut diberikan setelah Wang terbukti menerima uang suap senilai puluhan juta dolar AS. Tapi, rincian kasusnya tak pernah diumumkan secara terbuka.

Pemerintah Cina telah mengeluarkan sejumlah larangan tahun lalu pada para petingginya. Mulai dari larangan jamuan makan mewah hingga menerima hadiah-hadiah mahal. Hal tersebut dilakukan dalam upaya mencegah korupsi dan memaksa mereka untuk berhemat.

Presiden Cina Xi Jinping, Selasa (14/1), berjanji akan melakukan 'perang salib' untuk melawan korupsi. Xi keras memerangi korupsi di Cina sejak satu tahun lalu. Ia menekankan bahwa korupsi bisa menghancurkan partai.

Menurut laporan kantor berita Xinhua, militer diminta membeli kendaraan hanya dengan merek dalam negeri. Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya penghematan. The Global Times mengutip pernyataan analis mengatakan, pada 2014 akan ada tindakan lebih keras terhadap korupsi di Cina. Tapi, kritikus melihat kampanye antikorupsi belum menjangkau seluruh sistem. n gita amanda ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement