Senin 13 Jan 2014 07:02 WIB
Kinerja Bank Muamalat

Muamalat Kejar Fee Based Rp 470 Miliar

 Petugas bank melayani nasabah di Bank Muamalat, Jakarta.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Petugas bank melayani nasabah di Bank Muamalat, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Muamalat terus mengejar peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income) pada 2014. Direktur Bisnis Korporasi Bank Muamalat Luluk Manfudah memproyeksikan, tahun ini pertumbuhan fee based income Bank Muamalat akan meningkat 40 persen dibandingkan tahun lalu.

Fee based akan berada di angka Rp 470 miliar,” kata Luluk di Jakarta, akhir pekan lalu. Dia melanjutkan, salah satu langkah untuk meningkatkan pertumbuhan fee based income adalah dengan meningkatkan beberapa layanan. Khususnya, dari layanan pengelolaan dana cash management.

Untuk mencapai itu, perseroan akan berusaha memperbanyak kerja sama dengan pihak luar, khususnya korporasi dalam pengelolaan menggunakan layanan cash management system (CMS).

Dengan memperbanyak kerja sama, kata dia, maka kinerja cash management Bank Muamalat pun akan meningkat. “Kalau tahun lalu fee based cash management hanya dua persen, tahun ini kita targetkan meningkat empat persen.”

Artinya, Luluk menegaskan, dana pengelolaan bisa melonjak menjadi Rp 2,8 triliun. Sementara, nasabah cash management juga meningkat dari 708 menjadi 1.416. Saat ini, total pengguna CMS Bank Muamalat sebanyak 708 dengan rata-rata saldo tiap pengguna sebesar Rp 1,3 miliar atau total simpanan Rp 1,5 triliun. Perseroan pun berkomitmen terus mendorong program cash management yang baru berjalan dua tahun.

Luluk menjelaskan, layanan CMS merupakan layanan yang membantu para nasabah dalam melakukan transaksi keuangan. Dengan program ini, nasabah korporasi bisa bertransaksi tanpa perlu ke bank. CMS memang disediakan khusus untuk nasabah korporasi yang bertujuan mengelola dana nasabah serta mengurangi idle fund.

Ia menyatakan, pertumbuhan fee based digenjot untuk pendapatan perseroan secara keseluruhan. Hal ini karena berdasarkan proyeksi perseroan, sektor pembiayaan akan mengalami perlambatan. Situasi ekonomi makro yang tak menentu menjadi salah satu faktor utama proyeksi tersebut.

Jika ini terjadi, bisa dipastikan pendapatan dari sektor pembiayaan pun juga menurun. Luluk menyatakan, target pembiayaan Bank Muamalat tahun ini hanya mencapai 20 persen atau menurun dibandingkan 2013 yang berada di kisaran 26 persen.

Kerja sama

Untuk meningkatkan pertumbuhan fee based income, Bank Muamalat terus meningkatkan kerja sama, khususnya dengan korporasi. Bank Muamalat pun bekerja sama dengan Koperasi Pertambangan Bumi Pariri, khususnya dalam penyediaan layanan perbankan CMS. Kerja sama tahap pertama ini memiliki jangka waktu enam bulan.

Selain layanan CMS, Bank Muamalat juga akan menempatkan dan menambah lima unit mesin ATM. Masing-masing ditempatkan di lima kecamatan di lokasi pertambangan Bumi Pariri, Sumbawa Barat.

Selain itu, Bank Muamalat juga akan membuatkan rekening seluruh anggota koperasi. Totalnya, Bank Muamalat membukakan sekitar 7.000 kartu ATM bagi para penambang.

Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin menyatakan, kerja sama dengan Koperasi Pertambangan Bumi Pariri merupakan langkah strategis perseroan untuk dapat mengakuisisi nasabah baru di lokasi yang lebih luas. “Sekaligus bisa menghimpun dana secara kompetitif,” katanya.

Ketua Koperasi Jasa Pertambangan Bumi Pariri Mustapa mengatakan, kerja sama dengan Bank Muamalat merupakan langkah perusahaan menggandeng perbankan syariah. Apalagi, secara umum kerja sama dengan perbankan sangat penting karena 80 persen penambang bukan berasal dari Sumbawa Barat. “Mereka berasal dari Tasikmalaya, Manado, dan Gorontalo,” katanya. n ichsan emrald alamsyah ed: eh ismail

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement