Kamis 02 Jan 2014 08:40 WIB
Aksi Napi

Napi Teroris Siapkan Bom di Nusakambangan

LP Nusakambangan
LP Nusakambangan

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sejumlah narapidana terorisme di Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakambangan, ternyata mempersiapkan bom dari dalam penjara. Dengan diotaki dalang bom buku, Pepi Fernando, para napi itu merancang bom rakitan.

"Ada indikasi dia (Pepi) menyiapkan bom molotov," kata Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkum HAM Jateng Hermawan Yunianto, Selasa (31/12).

Selain bom molotov, pihak lapas mengendus kawanan Pepi sedang menyiapkan bom rakitan berbahan paku. Dugaan ini menyusul ditemukannya sejumlah paku di kamar napi teroris tersebut. "Dia mengumpulkan paku-paku, ada indikasi mengumpulkan alat-alat ke arah seperti itu (bom rakitan)," ujar Hermawan.

Dugaan yang sama diutarakan pihak kepolisian. Polres Cilacap mencium gelagat para napi ini menyiapkan aksi teror dari dalam tahanan. Tujuannya, untuk kabur dan juga menciptakan huru-hara di Nusakambangan.

"Sejak satu bulan ini tindakan mereka sudah meresahkan karena mereka sudah menyiapkan bom. Sebelum didahuli mereka, kita bersihkan dulu," kata Kapolres Cilacap AKBP Andry Triaspoetra.

Atas temuan itu, pihak lapas dengan dibantu polisi langsung mengambil tindakan. Pepi yang selama ini dikenal sebagai otak dari napi teroris dipindahkan lokasi penahanannya. Dari lapas Batu, Pepi dipindah ke Lapas Besi yang masih di dalam Kompleks Nusakambangan.

Namun, pemindahan ini mendapat perlawanan dari Pepi. Aksi perlawanan tersebut mendapat dukungan dari napi lainnya. Karena adanya perlawanan dari sejumlah napi, polisi pun menembakkan gas air mata ke arah mereka dan berusaha menenangkan napi lainnya.

"Upaya pemindahan Pepi dari Lapas Batu ke Lapas Besi berhasil dilakukan sekitar Senin (30/12) pukul 19.30 WIB. Saat ini, situasi di Lapas Batu sudah dapat dikendalikan dan keadaan tetap aman," kata salah seorang petugas berpakaian preman.

Sebelumnya, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah Hermawan Yunianto mengaku telah meminta bantuan Koordinator Pesantren Warga Binaan Pemasyarakatan Nusakambangan Hasan Makarim untuk bisa melakukan pendekatan kepada Pepi.

"Kebetulan, beliau juga menghubungi saya," kata Hermawan yang pernah menjabat Kalapas Batu.

Dia juga mengakui bahwa kondisi di Nusakambangan sering "memanas" karena jumlah terpidana kasus terorismenya relatif banyak. Secara keseluruhan, napi teroris di Lapas Batu hampir mencapai 50 orang.

Lebih lanjut, dia mengatakan, Pepi Fernando sebenarnya sudah diminta untuk keluar dari Nusakambangan (pindah ke lapas lain di luar Pulau Nusakambangan—Red.).

"Akan tetapi, saya anjurkan jangan dahulu, pindahkan ke lapas yang saat ini kondusif. Saya anjurkan ke Lapas Besi. Namun, saya minta dikomunikasikan dahulu dengan Kalapas Besi, jangan tiba-tiba dikirim," katanya.

Menurut dia, komunikasi tersebut diperlukan agar ada kesiapan di lapas yang akan menerima Pepi Fernando.

Pepi Fernando bin Maman alias Muhamad Romi alias Ahyar divonis 18 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 5 Maret 2012. Dia terbukti terlibat dalam kasus teror bom buku pada Maret 2011 dan bom Serpong pada April 2011.

Pada 30 Januari 2013, Pepi Fernando dipindahkan dari Rumah Tahanan Kepolisian Daerah Metro Jaya menuju Pulau Nusakambangan dan secara resmi menempati Lapas Batu sejak 31 Januari 2013.n antara ed: abdullah sammy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement