Rabu 12 Jun 2013 08:18 WIB
Demo di Turki

PM Turki Temui Demonstran

PM Turki
PM Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya setuju untuk menemui pengunjuk rasa. Jika tak ada aral, pertemuan itu akan dilakukan Rabu (12/6) ini di Istanbul.

Seperti dikatakan Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc, Selasa (11/6), beberapa tokoh demonstran yang selama 11 hari terakhir menggelar aksi massa di sekitar Taksim Square, Istanbul, meminta bertemu Erdogan untuk mengakhiri gelombang unjuk rasa yang diwarnai kekerasan ini. Erdogan pun menyetujui hal tersebut dan berencana bertemu dengan mereka Rabu ini.

Sebelumnya, ketua organisasi arsitek sekaligus pendukung Gerakan Solidaritas Taksim, Eyup Muhcu, mengatakan ia dan rekan-rekannya siap berdialog. Hal ini karena ia menginginkan kondisi Lapangan Taksim kembali normal. ''Tapi, komentar Perdana Menteri menunjukkan bahwa ia tak terbuka untuk berdialog,'' ucap dia.

Sementara, Presiden Abdullah Gul, Senin (10/6), menyetujui RUU pembatasan penjualan dan iklan alkohol. Hal ini diyakini bisa memancing amarah kaum sekuler. RUU antialkohol ini merupakan salah satu alasan yang mendorong  demonstran turun ke jalan dalam 11 hari terakhir. Mereka menyeru agar gaya hidup mereka dihormati.

Dalam RUU ini, pemerintah akan memperketat penjualan dan iklan minuman beralkohol. Pengecer tak akan lagi diperkenankan menjual minuman beralkohol antara pukul 22.00 dan 06.00. Sedangkan, semua jenis kegiatan iklan minuman beralkohol dilarang total, seperti promosi, pemberian hadiah, festival, dan kegiatan yang disponsori produk minuman beralkohol.

Asrama mahasiswa, lembaga kesehatan, klub olahraga, semua jenis lembaga pendidikan, dan stasiun pompa bensin juga dilarang menjual minuman yang memabukkan itu. Tempat-tempat yang sudah memperoleh izin menjual alkohol akan tetap beroperasi. Namun, untuk memperoleh izin baru, tempat penjualan alkohol itu harus berjarak lebih dari 100 meter dari pusat pendidikan dan agama.

Kecam spekulan

Di tengah gelombang demonstrasi yang masih berlangsung, Erdogan juga mengkhawatirkan pasar saham Turki yang bergejolak. Pekan lalu, pasar saham Turki merosot tajam dan ditutup dengan penurunan hingga 15 persen.

Erdogan ''berteriak'' dengan mengecam spekulan yang bermain di pasar saham. ''Tak peduli siapa Anda, kami akan mencokok Anda,'' ujar perdana menteri dari kelompok Islam ini.

Kepala Bank Standar untuk Wilayah Negara Berkembang Timothy Ash mengatakan, komentar Erdogan justru menunjukkan ketakutan besar dan bisa mengguncang pasar serta investasi asing. Sedangkan, salah satu lembaga pemeringkat industri pariwisata, Moody's, menyatakan kondisi di Turki yang tanpa kepastian ini bisa menghantam sektor pariwisata dan investasi negara itu.

Sementara itu, Selasa (11/6) pagi, untuk pertama kalinya sejak demonstrasi pertama kali pecah pada 31 Mei lalu, polisi berhasil menerobos Lapangan Taksim dan membubarkan demonstran. Menggunakan gas air mata dan meriam air, aparat berhasil menghalau demonstran dari Taksim dan memaksa mereka menyingkir ke kawasan-kawasan di sekitar lapangan utama Istanbul itu. 

Namun, terjadi hal baru dalam demonstrasi ini ketika sejumlah pengunjuk rasa melempari aparat dengan bom molotov. Bentrokan antara demonstran dan aparat ini mengakibatkan beberapa orang terluka. n ichsan emrald alamsyah ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement