Sabtu 20 Apr 2013 08:27 WIB
Adaro Energy

Dividen Adaro Rp 1,13 Triliun

Tambang batu bara Adaro
Foto: Edwin/Republika
Tambang batu bara Adaro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membagikan dividen sebesar 117,07 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,13 triliun. Dividen senilai 30,38 persen diperoleh dari laba tahun berjalan Adaro.

Pembagian dividen diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (19/4). Dividen tunai final akan diperhitungkan dengan dividen tunai interim sebesar 76,77 juta dolar AS yang telah dibayarkan pada 12 Juni 2012 dan 15 Januari 2013. Sedangkan sisanya, sebesar 40,30 juta dolar AS, akan digunakan untuk pembayaran dividen tunai.

“Jadwal pembayaran dividen tunai akan diumumkan dalam dua surat kabar harian nasional dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Sekretaris Perusahaan Adaro Devindra Ratzarwin di Jakarta, Jumat (19/4).

RUPST produsen batu bara termal terbesar kedua di Indonesia itu dihadiri oleh pemegang saham perseroan dalam jumlah yang memenuhi korum kehadiran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Agenda RUPST yang telah disetujui pemegang saham, di antaranya Laporan Tahunan Perseroan, seperti memuat Laporan Keuangan Konsolidasian dan kinerja operasional serta pengesahan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2012.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyatakan, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar 3,72 miliar dolar AS atau turun 6,6 persen dari 3,99 miliar dolar AS di tahun 2011.

Sementara, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar 385,35 juta dolar AS atau turun 30 dari 550,35 juta dolar AS pada 2011.

Penurunan laba disebabkan penurunan volume penjualan dan harga jual rata-rata yang lebih rendah dari tahun sebelumnya akibat kondisi pasar batu bara yang belum kondusif.

Adapun laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk ini sudah memperhitungkan kontribusi kepada pemerintah Republik Indonesia. Kontribusi diberikan dalam bentuk pajak penghasilan dan royalti masing-masing sebesar 330,42 juta dolar AS dan 383,70 juta dolar AS atau setara Rp 6,9 triliun.

Perseroan mencatatkan EBITDA sebesar 1.088 juta dolar AS sesuai dengan pedoman tahun 2012 sebesar 1.000 juta dolar AS sampai dengan 1.300 juta dolar AS.

“Kami bersyukur dapat memenuhi target EBITDA tahun 2012 dan catatan produksi pada kuartal IV tahun 2012,” kata Garibaldi.

Menurut dia, usaha Adaro dipengaruhi oleh pasar batu bara dunia sehingga tidak dapat terhindar dari dampak pelemahan harga batu bara yang terjadi di hampir sepanjang tahun 2012.

Menanggapi kondisi tersebut, kata Garibaldi, Adaro fokus pada konsolidasi dan efisiensi untuk memperkuat perusahaan. “Dengan berlanjutnya pertumbuhan Indonesia dan seluruh ASEAN, kami akan siap menjadi penyedia energi terkemuka dan memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional,” ujar Adaro.

Produksi dan volume penjualan batu bara Adaro untuk tahun buku 2012 (FY12) menurun masing-masing sebesar 1,0 persen dan 4,3 persen yoy menjadi 47,2 juta ton dan 48,6 juta ton. Namun, dengan mulai pulihnya pasar batu bara pada kuartal IV tahun 2012, Adaro dapat memanfaatkan kondisi tersebut dan mampu menghasilkan rekor produksi kuartalan dengan volume sebesar 13,3 juta ton.

Walaupun volume produksi tahun 2012 di bawah pedoman produksi sebesar 48 juta ton sampai dengan 51 juta ton, Adaro membuat keputusan untuk tidak akan melakukan penambahan penjualan pada saat harga batu bara terpangkas. Dan, tetap menjaga strategi untuk mempertahankan harga yang menguntungkan.

Laporan posisi keuangan konsolidasian perseroan per 31 Desember 2012 pun tetap solid. Kewajiban bersih terhadap 12 bulan EBITDA meningkat menjadi 1,79 kali pada akhir 2012 dari sebelumnya 1,05 kali pada akhir 2011. Dan, kewajiban bersih terhadap ekuitas adalah 0,65 kali pada akhir 2012 atau hampir setara yoy.

Selain itu, likuiditas tetap kuat dengan akses kas hampir mencapai 920 juta dolar AS. “Termasuk, 420 juta dolar AS committed funding yang belum digunakan dari fasilitas pinjaman bank jangka panjang,” kata Garibaldi.

Dia melanjutkan, total aset perseroan tercatat sebesar 6,69 miliar dolar AS atau naik 18,3 persen dibandingkan tahun 2011. Sedangkan, total kewajiban naik sebesar 15 persen menjadi 3,70 miliar dolar AS. Total ekuitas perseroan tumbuh sebesar 23 persen menjadi 2,99 miliar dolar AS yang disebabkan adanya peningkatan laba ditahan dari laba bersih tahun buku 2012.n ed: eh ismail

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement