Rabu 11 Jan 2017 16:00 WIB

Mengatasi Jamur Kuku yang Membandel

Red:

Penyakit jamur kuku atau onikomikosis merupakan infeksi jamur pada kuku jari manusia, baik pada kuku di tangan maupun kaki. Di Indonesia, penyakit jamur kaki paling banyak disebabkan oleh jamur dermatofita ataupun jamur candida (jamur ragi).

Infeksi jamur kuku biasanya disertai dengan beberapa gejala. Apabila kuku terlihat terjadi penebalan serta kuku mudah rapuh dan pecah, itu merupakan dua gejala umum infeksi jamur. Di samping itu, gejala lainnya juga ditandai dengan adanya perubahan warna kuku yang tampak menjadi putih, kuning, bahkan hijau.

"Kadang-kadang di bawahnya itu seperti ada debris-debris," ujar Spesialis Kulit dan Kelamin dari RSAD Udayana Denpasar, Bali, dr Laksmi Duarsa SpKK saat dihubungi Republika, beberapa waktu lalu.

Jamur kuku sering kali ditemukan pada orang-orang yang mengenakan kaus kaki dan sepatu dalam waktu lama tanpa pernah dibuka sejak pagi hingga malam. Infeksi jamur kuku, menurut Laksmi, juga cukup sering dialami oleh orang-orang yang kerap melakukan kontak dengan air, sehingga membuat kuku lembap. "Kalau kita harus kontak dengan air beberapa kali, boleh, tapi begitu kontak dengan air, kuku harus kita keringkan," ujarnya.

Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja, baik di kuku jari kaki maupun kuku jari tangan. Risiko tiap orang memang berbeda-beda tergantung kuku bagian mana yang paling sering terkena air atau lembap. Akan tetapi, kasus jamur kuku lebih sering ditemukan pada kuku jari kaki.

Penyakit jamur kuku bisa menular jika terjadi kontak dengan kuku yang terinfeksi jamur. Untuk mencegah terjadinya penularan, penggunaan gunting kuku atau handuk secara bersama-sama harus dihindari. Selain itu, agar tidak mudah tertular, kebersihan kuku juga harus selalu dijaga.

Pengobatan infeksi

Untuk mengatasi jamur kuku, Laksmi mengatakan, pengobatan bisa dilakukan secara lokal melalui krim atau obat yang menyerupai kuteks, ataupun dengan obat minum. Namun, mengingat proses penyembuhan jamur kuku perlu waktu yang cukup lama, pemberian obat harus disertai dengan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal pasien.

"Kalau anak-anak, kita kasih krim sama (obat seperti) kuteksnya saja," kata spesialis yang juga berpraktik di Apotek Nita Anandi, Denpasar, ini.

Opsi operasi dapat dilakukan, tetapi hanya mengambil lapisan atas kuku. Jadi, kemungkinan lapisan bawahnya masih terkena infeksi jamur. Itulah sebabnya, kuku yang tumbuh pascaoperasi sering tidak halus permukaannya. "Tidak selalu begitu, tapi sering kali terjadi, habis dioperasi kuku yang tumbuh semakin mengerut," ujar Laksmi.

Spesialis Kulit dan Kelamin dari Bamed Skin Care Jakarta dr Aninda U Hasanah SpKK mengatakan, pengobatan infeksi jamur memang butuh waktu yang panjang, terutama jika di kuku jari kaki. Hasil pengobatannya pun baru terlihat selama tiga hingga enam bulan.

Aninda mengatakan, obat oles biasanya disarankan jika jamur kuku hanya mengenai kurang dari tiga kuku jari dengan unit kuku yang terkena kurang dari 50 persen. Namun, jika unit kuku yang terkena infeksi sudah menyeluruh, maka opsi pengobatan melalui obat minum menjadi pilihan.

Pemberian obat minum ini akan didasari pada jenis jamur yang menginfeksi kuku pasien. Untuk mengetahui jenis jamur yang menginfeksi, perlu dilakukan penelitian lebih dahulu terhadap potongan kuku pasien di laboratorium. "Karena kadang-kadang, satu obat belum tentu bisa mengatasi semua jenis jamur kuku," kata Aninda.

Dewasa ini, menurut dia, mulai dikenal terapi pengobatan jamur kuku dengan laser. Beberapa penelitian menyebutkan, panas dari laser dapat membunuh elemen jamur dalam jaringan kuku yang terinfeksi. Meski belum banyak studi berskala besar yang meneliti soal ini, Aninda mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan hasil pengobatan yang cukup baik jika terapi pengobatan jamur kuku dikombinasikan dengan laser.

Penyakit ini lebih banyak berdampak pada masalah penampilan kuku yang tidak sehat dan rapuh. Apalagi, kerusakan kuku akibat infeksi jamur tidak bisa disembukan. Oleh karena itu, yang diharapkan selama terapi pengobatan ialah pertumbuhan kuku baru yang sehat. Aninda mengatakan, pertumbuhan kuku baru ini bisa diamati di bagian dasar kuku yang terinfeksi oleh jamur. "Apabila dalam waktu pengobatan mulai tumbuh kuku yang sehat di dasarnya, maka sudah mulai bagus."

Salep-salep di pasaran memang dapat menipiskan kuku yang terinfeksi sehingga membuat kuku menjadi sedikit lebih sehat. Namun, menurut dia, dalam produk salep tersebut tidak ditemukan kandungan antijamur spesifik yang dapat menghilangkan elemen jamur secara total pada kuku yang terinfeksi.

Karena itulah, tindakan pencegahan perlu dilakukan agar orang-orang yang sering kontak dengan air dapat menjaga agar kukunya tetap sehat dan bersih setelah terkena air. Selain itu, bagi mereka yang banyak berkeringat dan mengenakan sepatu dalam waktu lama, untuk sering mengganti kaus kakinya agar kulit dan kuku tidak lembap.

"Kalau seseorang sudah terkena infeksi jamur dengan jenisnya dermatofita, itu bisa menular antara orang ke orang. Sepatunya harus diganti yang baru, sepatu yang lama diabaikan saja," ujar Aninda.

Khusus bagi perempuan yang gemar melakukan perawatan manikur dan pedikur, juga harus memilih tempat perawatan dengan alat yang higienis dan pekerja yang ahli. Menurutnya, manicurist atau pedicurist yang kurang ahli sering menghilangkan semua kutikula kuku. Padahal, kutikula ini berfungsi melindungi kuku dari trauma, kuman, hingga jamur.

Jika kutikula dikikis habis, kemungkinan timbulnya peradangan dan jamur bisa saja terjadi. "Selama kesehatan kuku terjaga, dikerjakan di tempat steril, mudah-mudahan tidak muncul jamur," kata dia.     rep: Adysha Citra Ramadani, ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement