Senin 21 Jul 2014 15:30 WIB

Jamaah Haji Doakan Presiden Baru

Red:

JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menilai, ibadah haji tahun ini menjadi momentum positif bagi jamaah haji dan petugas haji untuk mendoakan Indonesia agar aman tenteram. Wakil Mengeri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar meminta umat Islam, termasuk yang akan berangkat haji, berdoa agar tercipta suasana aman dan tenteram setelah terpilihnya presiden yang baru.

Menurut Nasaruddin, tidak mungkin umat Islam menjalankan shalat dengan damai jika terjadi prahara politik. "Tidak mungkin jadi umat yang ideal jika negara kacau,'' katanya pada penutupan pembekalan petugas haji PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, akhir pekan kemarin. Pembekalan kepada 806 petugas haji nonkloter itu berlangsung 10 hari, mulai 10 hingga 19 Juli 2014.

Permintaan itu juga ditujukan kepada calon jamaah haji Indonesia yang akan berhaji ke Makkah, Arab Saudi. Kelompok terbang (kloter) pertama jamaah haji tahun ini direncanakan berangkat pada 1 September 2014. "Saya dan masyarakat Islam di Indonesia juga tentu akan mendoakan mereka yang beribadah di Makkah," katanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Tahta Aidilla/Republika

Manasik Haji

Untuk instansinya, Nasaruddin meminta didoakan agar citra positif Kementerian Agama dapat bangkit kembali. Nasaruddin juga mengingatkan, pada tahun ini akan terjadi haji akbar, sehingga akan banyak jamaah, terutama asal Arab Saudi, yang ingin berhaji. Kondisi tersebut akan membuat suasana di Tanah Suci semakin padat dibanding pada musim haji biasa.

Selain itu, cuaca di Arab Saudi yang saat ini lebih panas, sehingga bisa memengaruhi kondisi calon jamaah haji. Sementara itu, bagi petugas haji, Wamenag meminta mereka bertindak seperti malaikat kecil. "Dalam arti, memiliki kemampuan dan menguasai tugasnya," katanya.

Menurutnya, calon jamaah haji yang dilayani merupakan tamu-tamu Allah yang tidak sempurna. Karena, jika mereka sempurna maka kehadiran petugas tidak diperlukan lagi. Diperkirakan, terdapat sejumlah calon jamaah haji yang kondisinya kurang sehat, sering menjengkelkan, keras kepala, dan sebagainya.

Namun, dengan pembekalan yang diberikan kepada petugas haji selama 10 hari, Wamenag berharap, para petugas mampu mengatasi, masalah itu dan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya. Pembekalan bagi petugas haji, menurutnya, sangat bermanfaat untuk memperoleh keterampilan di dalam melayani jamaah haji.

Ia pun berharap, dalam pelatihan selama 10 hari itu, para petugas akan bekerja dengan terampil, profesional, dan disiplin. "Karena, di sini (pembekalan) ditempa kedisiplinannya. Setiap tahun ada evaluasi, ada perbaikan," jelasnya.

Yang menarik, Kemenag melibatkan sejumlah petugas khusus dari Kopassus dan Bareskrim Polri dalam kelompok petugas haji. Wamenag menjelaskan, keterlibatan petugas Kopassus dan Bareskrim Polri tersebut untuk menunjang tugas-tugas petugas di Makkah, Jeddah, dan Madinah.

Karena, kata Wamenag, petugas Kopassus dan Bareskrim memiliki teknik dan metode kedisiplinan serta siap menangani kondisi darurat bila terjadi sewaktu-waktu.

 "Diharapkan, petugas Kopassus dan Bareskrim membentuk kedisiplinan petugas haji dari Kemenag dan Kemenkes," katanya. Nasaruddin menambahkan, program pelibatan petugas dari TNI dan Polri sudah berlangsung sejak 2005. Khusus untuk Kopassus, baru dilibatkan pada tahun ini.

Sementara, Kepala Bidang Humas Kemenag Rosidin Karidi mengatakan, pelunasan BPIH Haji Reguler 1435H Tahap II telah berakhir. Masa pelunasan Tahap II pada 14 hingga17 Juli 2014. Sampai dengan hari terakhir, Kamis (17/7), jumlah jamaah haji yang melunasi BPIH Haji Reguler berjumlah 152.162 dari total kuota 155.200 atau 98,04 persen.

''Sisa kuota yang belum terlunasi sebanyak 3.038 atau 1,96 persen akan ditarik menjadi kuota nasional," terangnya. Kuota jamaah haji tahun ini sebanyak 168 ribu jamaah dan 13.200 jamaah di antaranya adalah peserta haji khusus.rep:zaky al hamzah ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement