Jumat 10 Oct 2014 12:00 WIB
sosok

KH Drs Abdul Latief, Imam Rowatib Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Cirebon: Warisan dan Wasiat

Red:

Penyebaran Islam di bumi Jabara tak bisa dilepaskan dari peran Syekh Syarif Hidayatullah. Salah satu Wali Sanga yang di kenal dengan nama Sunan Gunung Jati itupun meninggalkan banyak jejak penyebaran Islam. Salah satunya adalah Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Di masjid yang merupakan masjid tertua di Jabar itu, Sunan Gunung Jati mewariskan banyak tradisi yang terus terpelihara sejak kini. Di antaranya, tradisi tahlilan yang diselenggarakan setiap malam Jumat. Selain itu, adapula kegiatan marhabanan.

Di Masjid Sang Cipta Rasa ini juga, selalu dikumandangkan adzan pitu setiap shalat Jumat. Adzan itu dikumandangkan oleh tujuh orang muadzin secara bersamaan. Tradisi tersebut, hanya berlaku di masjid ini. Tidak ada masjid lain di Indonesia, bahkan di dunia yang memiliki tradisi seperti ini. Kumandang adzan pitu itu ber mula dari adanya wabah yang terjadi dan susah dihilangkan pada masa Sunan Gunung Jati. Wabah itu akhirnya bisa hilang setelah dikumandangkan adzan pitu.

Tradisi adzan pitu ini pula yang kemudian dilombakan saat haul Sunan Gunung Jati ke-461 pada 7 Oktober 2014 lalu. Pesertanya, berasal dari wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Tak hanya adzan pitu, tradisi lain yang terus terpelihara sejak zaman Sunan Gunung Jati adalah pelaksanaan khutbah Jumat yang meng gunakan bahasa Arab. Hal itu berlaku baik pada khutbah pertama maupun kedua.

Khusus pada bulan suci Ramadhan, di Masjid Agung Sang Cipta Rasa juga diadakan tadarus Alquran. Selama Ramadhan, tadarus Al quran mengalami tiga kali kha taman. Tradisi dug dag juga berlangsung selama bulan Ramadhan. Tradisi penabuhan bedug itu dimaksudkan sebagai pemberitahuan kepada masyarakat mengenai datangnya puasa.

Sunana Gunung Jati juga memberikan banyak wasiat. Salah satunya, "Ingsun titip tajug lan fakir miskin" (saya titip mushala/masjid dan fakir miskin). Dengan adanya wasiat itu, umat Islam diminta un tuk selalau menjaga kemakmuran masjid/mushala dan menyantuni fakir miskin. Wasiat itu seperti yang selama ini dijalankan keluarga keraton sebagai keuturnan Sunan Gunung Jati. Keluarga keraton selalu membagikan 'sesuatu' (sembako) pada fakir miskin. rep:lilis sri handayani, ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement