Ahad 06 Sep 2015 14:37 WIB

Menjelajahi Puri Vaux-Le-Vicomte

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bangunan puri yang megah ini seluas kurang lebih 5 hektare. Puri terdiri atas dua lantai. Tingkat pertama terdiri dari beberapa ruang tamu atau orang Prancis menyebutnya salon, kamar Raja Louis XIV, perpustakaan, dan ruang makan. Sedangkan lantai kedua berisi ruangan-ruangan yang lebih privasi, termasuk kamar Fouquet dan kamar istrinya.

Pada lantai pertama inilah kami mulai menjelajah. Saat melewati pintu masuk, kami langsung disuguhi satu ruangan luas yang disebut vestibule, ruangan ini seperti hall atau aula.

Dari ruang vestibulesebenarnya kami bisa saja langsung terus. Sehingga kita dapat langsung melihat hamparan taman yang luas sampai ke ujung tamannya. Tapi, lantaran rute penelusuran taman adalah bagian terakhir wisata maka kami menuju arah kanan vestibule.

Oh ya, ruang vestibule juga bersam bungan dengan satu ruang yang tak kalah penting, yaitu Grand Salon atau ruang tamu besar. Ruangan ini setinggi 18 meter, posisinya juga menghadap langsung ke taman besar. Di sinilah acara-acara perjamuan sering dihelat, seperti salah satu pernikahan termahal dunia Vanisha Mittal dan Amit Bhatia.

Upacara pernikahan salah satu keluarga kaya dunia ini berlangsung selama enam hari, khusus acara pertunangannya dilakukan juga di tempat yang masih bersinggungan sejarah dengan Vaux-le-Vicomte, yakni Istana Versailles. Menurut kabar yang beredar, biaya pernikahan yang diselenggarakan pada 2004 ini sebesar 70 juta dolar AS. Selebritas terkenal, Eva Longoria dan Tony Parker, juga mengadakan resepsi pernikahan di Grand Salon ini. Tempat ini tidak kami lewati pada awal penelusuran puri karena arena ini akan dilewati di sesi terakhir wisata Puri Vaux-le-Vicomte, sebelum taman.

Momen spesial

Kami naik tangga ke lantai dua. Lantai ini terdiri dari beberapa bagian dan area privasi Fouquet, termasuk ruang kerja dan beberapa kamar. Masing-masing kamar dilengkapi satu antichambre, yaitu semacam ruang tunggu bagi orang-orang yang tidak, atau belum diizinkan masuk kamar.

Sebagai catatan, pada masa itu, sebuah kamar bukan merupakan ruang pribadi karena dapat berfungsi sebagai tempat menerima tamu juga. Namun, dengan adanya kamar yang terpisah dari ruang tamu, Louis Le Vau, sang arsitek, mengubah kebiasaan yang telah ada.

Setelah melewati beberapa ruangan, termasuk ruang kerja Fouquet, kami akhirnya sampai di kamar-kamar yang cukup penting, yaitu kamar Fouquet dan kamar istrinya.

Kamar Fouquet disebut Chambre des Muses lantaran di hiasannya terdapat banyak muses. Muses adalah sembilan anak dari Dewa Zeus, yang merupakan simbol pelindung seni. Dinding-dindingnya pun dihiasi dengan beberapa kain bergambar dengan ukuran besar dan tebal.

Pada langit-langit kamar, yakni bagian tengah plafon, terdapat pula lukisan berupa simbol kemenangan dan kesetiaan. Simbol itu tanda pengabdian Fouquet kepada Louis XIV pada waktu perang saudara fronde. Seluruh lukisan dan catnya dikerjakan oleh Charles Le Brun. Le Brun adalah anak didik Nicolas Poussin. Ia pernah menimba ilmu selama beberapa tahun dengan pelukis seni klasik Prancis abad ke-17.

Tak jauh dari kamar Fouquet adalah kamar sang istri. Tempat tidurnya yang cantik didominasi warna krem, senada dengan warna dindingnya yang bermotif bunga. Di lantai ini juga terdapat Chambres des Jeux (ruang santai).

Setelah melihat lantai dua, ada momen spesial andalan wisata ini. Dengan tiket panorama domeatau kubah puri yang seharga 3 euro, kami menelusuri lorong- lorong menuju kubah. Di ujung lorong, kami harus meniti anak tangga yang berukuran mungil dan cukup klasik, sebuah struktur atap di bawah kubah yang termasuk langka pada masa itu.

Kami tiba di lingkaran kubah, jaraknya sekitar 25 meter dari bawah tanah. Dari sinilah pengunjung dapat menikmati suguhan pemandangan taman dan seluruh kebun yang spektakuler, termasuk bangunan cantik yang ada di sekitar puri. Mungkin inilah salah satu yang membuat cemburu Louis XIV, selain kecantikan isi puri. Setelah puas mengambil spot-spotcantik taman, kebun, plus bangunan puri dari kubah, kami bergegas turun karena di atas dingin dan berangin.

Terbuat dari  kayu

Rute kami selanjutnya lantai satu. Untuk itu, kami harus melewati Grand Salon. Lantai ini terdiri dari beberapa ruang penerima tamu, perpustakaan, dan kamar raja.

Kamar khusus raja dirancang paling spektakuler. Ada hiasan bergaya barok dengan patung-patung gipsum bersayap warna putih dan emas di atas plafonnya. Dindingnya dihiasi dengan kain tebal bergambar. Di sini juga terdapat sebuah mebel dengan bahan utama kayu eboni hitam. Hampir semua mebel dilapisi bahan yang berasal dari gading gajah dan timah. Namun, kenyataannya, sampai akhir hidup Louis XIV, beliau tidak pernah memakai kamar yang didominasi warna hijau itu.

Beberapa meter dari kamar raja ada kamar mandi. Ada tempat mandi atau bathtub, tempat untuk mencuci kaki, dan toilet yang terbuat dari kayu. Saya mengenali semua peralatan mandi tersebut masih ada di rumah-rumah orang Prancis masa kini, tentu saja bahannya bukan lagi kayu, melainkan keramik.

Selain kamar mandi, ada juga ruang makan. Khusus ruang makan, tempat itu merupakan sesuatu yang baru pada waktu itu. Sebab, masyarakat di zaman dulu tidak biasa makan di meja makan. Karena itu, meja makan di puri ini cukup spesial dan tentu saja tertata begitu apik.

Lalu, kami menuju ruang bawah tanah. Di sini ada berbagai fasilitas, seperti dapur dan gudang. Secara pribadi, saya menyukai bagian dapur ini. Karena, di sana terdapat berbagai alat masak yang terbuat dari tembaga, sejumlah alat untuk membuat kue berikut cetakannya, ada juga semacam wastafel untuk mencuci piring berikut kerannya yang unik, timbangan klasik, alat pemanggang, dan lain-lain.

Selain dapur, ada pula ruangan khusus un tuk menyimpan botol anggur. Seperti diketahui, anggur merupakan hal penting bagi orang Prancis. Ruangannya remang-remang, nyaris gelap, dan dingin. Sampai sekarang pun, orang Prancis menyimpan botol anggur mereka di ruangan bawah tanah, termasuk di rumah keluarga suami saya. ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement