Ahad 06 Sep 2015 14:26 WIB

Puri yang Membuat Louis XIV Cemburu

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Saya sangat penasaran saat suami bercerita bah wa Chateau de Vaux-le-Vicomte atau Puri Vaux-le-Vicomte merupakan penyebab Raja Prancis Louis XIV membangun Istana Ver sailles, salah satu istana terbesar dan termegah di dunia. Untuk memenuhi rasa penasaran itu, saya mengunjungi puri itu bersama suami beberapa bulan lalu, tepat pada awal musim semi yang dingin.

Puri itu tidak terlampau jauh dari kediaman kami di Paris. Letaknya di Kota Maincy, sekitar 55 kilometer di sebelah tenggara Paris, Kabupaten Seine-et-Marne.

Perjalanan kami lalui selama 1 jam 15 menit dengan mobil pribadi. Kami agak malas naik angkutan umum seperti kereta karena kurang praktis. Apalagi, menurut ramalan cuaca, temperatur masih kurang bersahabat, dingin, dan berangin. Jadi, lebih nyaman berada di dalam mobil dengan mesin penghangat.

Pukul 11.15 kami tiba di pelataran parkir Puri Vaux-le-Vicomte. Suhu saat itu berkisar 10 derajat Celsius. Cuaca masih cukup dingin untuk ukuran orang yang lahir di negara tropis seperti saya.

Sebelum memarkir mobil, kami meluangkan waktu beberapa menit menunggu di antara pepohonan di sisi kanan dan kiri jalan beraspal yang posisinya hanya beberapa meter dari puri. Jejeran pohon kering khas musim dingin nan cantik menggoda kami untuk membuat foto.

Setelah puas menikmati pepohonan yang mulai ditumbuhi sedikit dedaunan hijau itu, kami langsung menuju tempat penjualan tiket masuk. Puri buka dari Senin hingga Ahad, pukul 10.00-18.00. Dua tiket utama masing-masing seharga 16,50 euro, plus dua tiket tambahan sebesar 3 euro untuk akses naik dome atau kubah puri, telah kami genggam. Kami mulai menjelajah isi puri yang menjadi tonggak peradaban seni puri Eropa.

Taman Vaux-Le-Vicomte

Seperti kebanyakan puri, Vaux le-Compte juga memiliki taman istana. Versailles boleh bangga lantaran memiliki taman terluas di dunia, yaitu 815 hektare, tapi taman Puri Vaux le Vicomte ini hanya 40 hektare.

Taman Vaux le Vicomte dirancang oleh Andre Le Notre. Taman yang memanjang seluas 3 kilometer persegi ini terdiri dari kanal, kolam, gua buatan, dan air mancur dengan bentuk geometris. Bentuk geometris ini tidak saja penting dalam sumbangsih seni Prancis dalam taman barok, tetapi juga cikal bakal seni arsitektur Eropa.

Untuk merancang taman, Le Notre bermain dengan perspektif. Artinya, semakin jauh dari puri, elemen-elemen taman pun semakin pan jang, besar, serta tinggi. Terkadang pengunjung dibuat tertipu. Misalnya, ketika kita berada di depan puri dan menghadap ke taman, seke - lompok patung anak kecil bersayap yang ada di hadapan kita akan terlihat besar. Padahal, patung tersebut ukurannya tiga kali lebih kecil ketimbang patung Dewa Sungai Tibre. Patung Tibre berada di salah satu gua yang letaknya di seberang kolam besar taman. Jika kita melihat patung tersebut dari depan puri, patung Tibre tampak seperti dekat dengan kita. Gaya tersebut dikenal dengan istilah permainan perspektif.

Saya sangat terkesan dengan kecerdasan Le Notre. Dengan ilmu efek perspektifnya, ia membuat berbagai ilusi bagi pengunjung yang sedang berjalan di taman. Misalnya, saat mulai memasuki taman, saya merasa bahwa gua-gua yang ada di ujung mata saya berada persis di pinggir kolam besar. Padahal, terdapat jarak antara kolam dan gua-gua itu, di mana ada sebuah kanal selebar 35 meter. Uniknya, kanal tersebut hanya dapat kita lihat saat kita menjauh.    Oleh Rosita Sihombing, Traveller ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement