Ahad 24 Apr 2016 13:04 WIB

Wilfried Hofmann Islam di Mata Diplomat Jerman

Red: operator

Hofmann sadar, manusia tidak bisa lepas dari pencipta-Nya dan percaya Islam telah membawa dirinya menuju hidup yang sebenarnya secara total.

 

Sepak terjang pemilik nama lengkap Wilfried Hofmann di dunia diplomasi luar negeri sangat moncer. Diplomat Jerman ini pernah menjadi asisten peneliti untuk reformasi prosedur sipil federal dan bertugas sebagai direktur Informasi untuk NATO di Brussels dari 1983- 1987.

Namun, tugas diplomasi yang mengantarkan perjalanannya menuju Islam adalah ketika pria 85 tahun ini menjabat sebagai atase Kedutaan Besar Jerman di Aljazair pada 1961. 

Keberadaannya di negara yang pada masa itu tengah dirundung pe rang gerilya antara tentara Prancis dan Pasukan Nasional Aljazair yang tengah memperjuangkan kemerdekaan, benar-benar membuka matanya tentang Islam dan bagaimana Muslim Aljazair mempraktikkan serta memegang teguh prinsip mereka.

Hofmann yang dikenal sosialis menyaksikan kekejaman dan pembantaian yang dialami penduduk Aljazair setiap hari. Tak kurang dari 12 orang meregang nyawa dalam sehari.

Siapa pun yang menyuarakan kemerdekaan, akan dibantai. "Saya menyaksikan kesabaran dan ketahanan warga Aljazair menghadapi penderitaan ekstrem," tuturnya.

Keteguhan dan kesabaran Muslim Aljazair membuat Hofmann begitu kagum. Disiplin luar biasa se - lama Ramadhan, kepercayaan akan kemenangan, serta kemanusiaan mereka di tengah-tengah deraan cobaan membuatnya terpana. 

Pemandangan inspiratif itu membuat penyabet gelar LL M dari Harvard Law School pada 1960 ini bertanya, apakah yang menguatkan kegigihan warga Aljazair. 

Di tengah perenungannya, ia menyadari bahwa agamalah yang membuat penduduk Aljazair bersifat demikian. 

Peraih gelar doktoral di bidang hukum Munich University pada 1957 ini memutuskan untuk mendalami Alquran. Sejak saat itu dan bahkan hingga hari ini ia tetap konsisten membaca kitab suci umat Islam itu.

Akhirnya, pada 25 September 1980, bertepatan dengan ulang tahun ke-18 putranya, ia resmi berikrar syadahat. 

Hikmah Setelah memeluk Islam, Hofmann merasakan begitu banyak hikmah yang ia dapatkan. Ia merasakan efek nyata dari sistem kehidupan Islam yang harmonis.

Berjalan di atas tuntunan syar'i, ia merasakan hati dan pikirannya seakan menyatu dengan Islam.

Lebih dari itu, Islam telah memberikan dampak signifikan bagi dirinya dalam pencarian kebenaran.

Risalah ini membantunya menge- tahui sejarah agamanya terdahulu. 

Ia menemukan jawaban atas pertanyaannya selama ini ihwal konsep ketuhanan dan penebusan dosa. Dua hal tersebut kerap ia tanyakan, tapi tak pernah menemukan jawaban yang memuaskan. 

Ajaibnya, justru pria kelahiran Jerman ini menemukan jawabannya dalam surah an-Najm ayat ke- 38. Ayat tersebut membuka matanya dan memberikan jawaban atas dilema yang ia rasakan. 

Ia pun berkesimpulan, risalah suci Muhammad SAW ini, adalah agama yang bebas dari misteri.

Konsep Tuhan dalam Islam begitu jelas. Ia melihat Islam sebagai agama yang benar dan menyakini bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Oleh Marniati, ed: Nashih Nashrullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement