Ahad 03 Aug 2014 16:00 WIB

Ahmad Satori Ismail Ramadhan Usai, Pembuktian Dimulai

Red: operator

Sejarah mencatat, Rasulullah SAW dan generasi salaf tidak pernah kendur dan menurunkan kualitas ber ibadah seusai Ramadhan. Justru, menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KH Ahmad Satori Ismail, pasca-Ramadhan itulah saatnya pembuktian bagi Muslim sejauh mana komitmen beribadah. "Karena istilah Syawal itu sendiri bermakna peningkatan,"

katanya. Berikut perbincangan wartawan Republika, Amri Amrullah, dengan Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Dakwah Indonesia itu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Agung Supri

KH Ahmad Satori Ismail

Apa saja tradisi atau sunah khusus yang dicontohkan Rasulullah SAW menyambut Idul Fitri?

Sebelum itu, Rasulullah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan menekankan mengencangkan ikat pinggang untuk perbanyak aktivitas ibadah. Dan, menjelang akhir Ramadhan, Rasulullah bersama para sahabat menyambut Idul Fitri dengan suka cita sebagai bentuk syukur atas rahmat Allah SWT, yang memberikan keluasan pahala dan ampunan kepada umat Islam pada Ramadhan.

Rasulullah mencontohkan saat menyambut Idul Fitri adalah wajib mengeluarkan zakat bagi yang mampu, sebelum Idul Fitri. Dan, pada hari Idul Fitri, Rasulullah mencontohkan hendaknya di anjur kan memakai wangi-wangian dan memakai pakaian terbaik, na mun tidak harus baru. Pada pagi hari Idul Fitri, sebelum shalat Id dianjurkan untuk makan ter lebih dahulu, yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah memakan beberapa buah kurma.

Ini menunjukkan bahwa pada hari itu berpuasa telah diharamkan, dan inilah yang membedakan dengan Idul Adha yang diajurkan untuk tidak makan terlebih dahulu pada pagi hari sebelu shalat Id dilaksanakan. Ketika akan melak sanakan shalat Idul Fitri, Rasulullah menganjurkan untuk berjalan kaki bagi mereka yang dekat dengan tempat shalat Idul Fitri. Rasulullah pun menganjurkan untuk mengumandangkan takbir secara lantang.

Sedangkan, bagi segenap ang gota keluarga dianjurkan untuk menuju ke tempat shalat. Bagi wanita yang sedang menjalani masa haid tetap dianjurkan hadir walaupun tidak shalat. Ini semua bagian dari syiar Islam. Rasulullah juga mengajarkan ucapan selamat di Idul Fitri dengan ucapan "Taqabballahu minna waminkum".

Apa makna Idul Fitri di mata Rasulullah SAW dan generasi sahabat?

Makna Idul Fitri sendiri adalah kembali bersih "fitrah" setelah, sesuai janji Allah ibadah selama Ramadhan, akan mendapatkan mendapatkan rahmat, ampunan dosa yang luas, dan dijauhkan dari api neraka. Inilah makna fitrah tersebut.

Dan, pada Idul Fitri, Rasulullah menekankan kepada para sahabat pentingnya mempererat silaturahim, memperkuat h ablun minannas.

Saling melapang kan maaf sebagai bentuk penyem purnaan ibadah hablun minallah selama Ramadhan. Dan, memper kuat ukhuwah Islamiyah. Kemu dian, pada hadis Rasulullah SAW yang lain bahkan beliau mengan jurkan bagi umat Islam saling memberi hadiah kepada saudara sesama Muslim terdekat.

Banyak tradisi lokal menyambut Idul Fitri, bagaimana menurut Anda?

Menurut saya, tradisi lokal di Indonesia terkait merayakan Idul Fitri masih sesuai dengan yang disyariatkan Rasulullah SAW. Meski ada beberapa tradisi tersebut yang harus diperbaiki niat dan praktik awalnya. Yang masih sesuai dengan ajaran syariat, di antaranya, bersilaturahim kesanak saudara dan orang tua, seperti tradisi mudik ke kampung halaman.

Menurut saya tradisi mudik tersebut, dengan tujuan awal menguatkan silaturahim dengan saudara dan orang tua merupakan hal yang dianjurkan Rasulullah.

Meski praktiknya, mudik ini kemudian malah membahayakan diri sendiri dan keluarga dan beberapa cenderung bertujuan riya. Selain itu, di masyarakat Indonesia ada istilah halal bihalal, tradisi ini memang tidak dikenal di masyarakat Arab. Namun, esensi halal bihalal sebenarnya sangat sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW, untuk mempererat silaturahim dan saling memaafkan pada Idul Fitri.

Contoh tradisi lokal lain yang butuh perbaikan niat dan praktiknya adalah ziarah kubur.Sudah menjadi tradisi di Indonesia setiap jelang Idul Fitri, ada beberapa keluarga yang seolah mewajibkan untuk berziarah ke kuburan orang tua dan yang disayangi. Menurut saya, niat ini harus diperbaiki karena Rasulullah menganjurkan ziarah kubur sebagai perenungan akan kematian dan tidak pernah mewajibkan waktu-waktu tertentu untuk ziarah kubur.

Selain itu, ada beberapa tradisi yang dijalankan masyarakat Indonesia dan tidak pernah ada dalam Islam. Yakni, berpesta pada malam Idul Fitri merayakan dengan petasan dan kembang api. Hal itu tidak pernah ada dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena itu agar cara-cara ini tidak lagi menjadi agenda rutin umat Islam Indonesia.

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan generasi salaf pada masa-masa pasca-Idul Fitri?

Rasulullah menekankan setelah Idul Fitri, umat Islam agar tidak melupakan ibadah yang telah dijalankan selama Ramadhan.

Karena, istilah Syawal itu sendiri bermakna peningkatan.

Rasulullah mencontohkan dengan dianjurkannya puasa Syawal selama enam hari. Kemudian, Rasulullah juga menekankan agar semangat ibadah setelah Ramadhan tidak kendur.

Karena makna Syawal yang berarti peningkatan tersebut, mene kankan kepada kita setidaknya upaya kita mencari pahala dengan beribadah selama Ramadhan, sama kualitas dan kuantitasnya setelah Ramadhan hingga tiba Ramadhan di tahun selanjutnya.

Dengan demikian, Rasulullah mengajarkan kepada kita, bahwa Syawal bukanlah ajang balas dendam setelah menahan hawa nafsu selama Ramadhan, tapi masa peningkatan dan persiapan kembali untuk menyambut Ramadhan pada tahun selanjutnya. ed: nashih nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement