Kamis 27 Oct 2016 11:00 WIB

TAMKINIA- Santri dan Kebangkitan Ekonomi Umat

Red:

Puncak Hari Santri Nasional yang dilaksanakan di Monumen Nasional Jakarta pada 22 Oktober 2016 lalu memberikan harapan baru bagi kebangkitan ekonomi umat. Acara peringatan Hari Santri Nasional ini memberikan semangat baru bagi masyarakat dan elemen bangsa untuk mengisi pembangunan ekonomi melalui etika dan ajaran yang selama ini diterapkan kaum santri dimana identik dengan kejujuran, amanah, profesionalisme, dan rasa tanggung jawab. Karakteristik santri ini merupakan sesuatu yang inherent melekat pada jiwa santri bahwa hidup adalah perjuangan untuk mengabdi kepada bangsa yang mutlak harus dilakukan oleh santri dengan beragam cara.

Peran santri dalam pengembangan ekonomi umat khususnya usaha mikro yang ada di sekitar pondok pesantren telah banyak dilakukan terutama dalam berinteraksi ekonomi dengan masyarakat. Peran lembaga Pondok Pesantren seperti Sidogiri, Lirboyo, al Ittifaq, Gontor, Nurul Iman Bogor dan masih banyak puluhan ribu lainnya yang mencetak puluhan juta santri dengan berbagai bekal pembangunan bangsa berkontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang mempu nyai peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional banyak digerakkan oleh kaum sarungan ini, yang dampaknya banyak menghasilkan tenaga kerja. Jumlah pelaku usaha Indonesia yang mendominasi sektor mikro khususnya banyak dihuni kaum santri.

Hal ini mengindikasikan bahwa peran santri dalam pengembangan usaha berbasis pelibatan ekonomi masyarakat potensial untuk menjadi penyangga perekonomian di Indonesia dari pengaruh berbagai macam bentuk krisis yang ada. Fakta tersebut harus mampu menyadarkan banyak pihak, untuk memberikan porsi lebih besar kepada santri dalam malakukan bisnis skala mikro, kecil, dan menengah baik dalam hal pendampingan bisnis UMKM dari sisi permodalan hingga pendampingan operasional produksi yang efisien untuk meningkatkan produksi.

Ada dua peran santri dalam mene rapkan nilai-nilai keagamaan sekaligus penggerak ekonomi umat di kehidupan masyarakat sekarang ini, yakni; (1) sumber authoritatif dan (2) sumber persuasif. Sebagai sumber authoritatif, mereka bisa berperan sebagai da'i atau Imam yang bisa menjadi tenmpat bertanya masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan keagamaan yang ada di masyarakat.

Peran kedua adalah sebagai sumber persuasif. Mereka bisa menjadi apa saja dengan berbagai profesi, bisa pedagang, penguasa, pegawai swasta, PNS, dan aktifis politik, aktifis LSM dan sebagainya. Di tengah menjalankan kewajiban sebagai profesinya, mereka menerapkan nilai-nilai Islam yang sesuai dengan profesi yang digeluti. Muncul pengusaha santri, profesional santri, akademisi santri, politisi santri, wartawan santri, pedagang santri dan lain sebagainya.

Santri dapat berperan sebagai fasilitator untuk masyarakat sekitar pondok pesantren dalam hal membantu para pelaku usaha mikro meningkatkan jumlah produksi serta pemasaran yang dipadukan dengan peran pondok pesantren yang dapat dijadikan sebagai pusat kelembagaan ekonomi masyarakat desa. Salah satu contoh riil adalah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Ittifaq Bandung, Jawa Barat terhadap petani di sekitar pondok pesantren bahwa santri memiliki peran sebagai fasilitator di bidang pertanian.

Pada awalnya bahwa petani di sekitar pondok Pesantren tersebut merupakan petani miskin yang selalu kekurangan permodalan dan menjual hasil tani kepada tengkulak dengan harga yang lebih rendah. Kesuksesan peran Pondok Pesantren Al Ittifaq ini juga diikuti oleh banyak institusi tertua ini yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, seperti santri Pesantren Lir boyo dengan pengelolaan lahan hutannya, Sidogiri dengan lembaga keuangan mikro Syariahnya, Nurul Iman dengan agrobisnisnya, serta puluhan ribu cerita sukses peran santri di berbagai daerah dan pondok pesantren.

Kedepannya, santri diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam output yang diproduksi oleh masyarakat sekitar pondok pesantren, sehingga dapat meningkatkan added value ekonomi masyarakat. Sudah saatnya santri mengambil peran yang lebih dan strategis dalam mengisi pembangunan bangsa khususnya perkembangan ekonomi umat di masa mendatang. Selamat Hari Santri Nasional. Wallahu a'lam.

Dr. Jaenal Effendi

Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement