Selasa 17 Jun 2014 12:00 WIB

Muslim Sri Lanka Diserang

Red:

KOLOMBO — Konflik berbau agama pecah di kota pesisir pantai di selatan Sri Lanka. Setidaknya tiga Muslim tewas dan 75 lainnya mengalami luka serius saat pertikaian terjadi antara kelompok Buddhis dan Muslim setempat.

Pejabat dan penduduk lokal mengatakan, rumah dan toko milik Muslim dirusak, termasuk masjid. Aparat telah memberlakukan jam malam di kawasan tersebut.  

"Jam malam yang diberlakukan pada Ahad malam diperpanjang di dua wilayah (Aluthgama dan Berulawa)," ujar juru bicara polisi Ajith Rohana, seperti dilansir The Hindu, Senin (16/6).

Kekisruhan pertama kali pecah di Aluthgama yang berjarak 60 kilometer selatan Kolombo. Kemudian, menyebar ke kota tujuan wisata Berulawa dan Luthgana. Aluthgama dan Berulawa merupakan kota yang mayoritas penduduknya merupakan Muslim. Meski demikian, umat Islam merupakan minoritas di wilayah selatan.

Seperti dikutip Reuters, kekisruhan bermula dari aksi protes yang dipimpin oleh kelompok garis keras Buddhis, Bodu Bala Sena (BBS), yang memiliki arti "pasukan kekuatan Buddhis".  Mereka turun ke jalan di kota yang mayoritas Islam.

Berdasarkan laporan Aljazirah, kelompok Buddhis Sinhala memotori serangan ke dua kota Muslim di pesisir selatan. Mereka mengatakan ingin melindungi hak penganut Buddha.

"Serangan pada Ahad malam tidak dapat ditoleransi dan kami akan mendakwa siapa pun yang bertanggung jawab," ujar Menteri Kehakiman Rauf Hakim yang juga pemimpin partai Islam terbesar, Kongres Muslim Sri Lanka. 

Presiden Dewan Muslim Sri Lanka Hilmy Ahmed mengatakan, situasi saat ini sudah berangsur tenang. Kendati begitu, banyak properti warga Muslim yang hancur. "Setidaknya sembilan toko dan lebih dari 40 rumah telah hancur di Aluthgama, sementara tiga masjid diserang," ujarnya kepada Aljazirah melalui telepon.

Fathima Fazniya, seorang pensiunan guru, mengatakan, jam malam hanya diberlakukan buat Muslim. Tidak bagi perusuh. "Mereka (para perusuh) datang di balik kendaraan polisi dan menjarah rumah saya dan membakarnya."

Jumlah Muslim di Sri Lanka berkisar 10 persen dari total 20 juta penduduk. Sejak 2012, terjadi peningkatan kekerasan terhadap Muslim di negara itu. Insiden ini serupa dengan yang terjadi di Myanmar ketika minoritas Muslim diserang kelompok mayoritas Buddha.

Warga mengatakan, bentrokan dimulai setelah BBS melempar batu ke masjid dan dibalas oleh Muslim. Menurutnya, polisi dan pasukan khusus hanya membubarkan Muslim dengan gas air mata dan tidak melakukan apa pun untuk mengendalikan para biksu.

BBS mengatakan, anggotanya melakukan protes dengan damai. Mereka memprotes serangan terhadap seorang biksu oleh pemuda Muslim pada Kamis pekan lalu. "Insiden itu sangat disesalkan. Itu tidak seharusnya terjadi. Kerusakan dialami kedua kelompok," kata Juru Bicara BBS Dilantha Vithanage.

rep:ani nursalikah ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement