Rabu 13 Jan 2016 16:00 WIB

BNI Fokus Himpun Dana Murah

Red:

JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk fokus pada penghimpunan dana murah (current account saving account/CASA) pada tahun ini. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, fokus penghimpunan CASA akan dilakukan melalui penguatan transaksi nasabah.

"Di antaranya, dengan meningkatkan utilisasi cash management di segmen menengah serta mengoptimalkan supply chain financing berdasarkan transaksi nasabah," jelasnya dalam konferensi pers seusai RUPSLB di kantor pusat BNI Jakarta, Selasa (12/1).

Selain itu, BNI akan menjadikan 2016 sebagai tahun untuk mendorong sinergi seluruh komponen perusahaan dalam BNI Group. Upaya yang akan dilakukan, antara lain, dengan memperkuat perusahaan anak sebagai usaha untuk menopang percepatan bisnisnya.

Kebijakan, ucap dia, juga diarahkan untuk memperkuat ekspansi bisnis pada pasar korporasi, terutama di sektor prioritas nasional. Kebijakan BNI juga mendukung program pemerintah serta meningkatkan ekspansi segmen menengah pada sektor prioritas daerah untuk menjaga kualitas portofolio.

"Diharapkan, pada 2016 pertumbuhan kredit BNI bisa berada di atas pertumbuhan industri. Selain itu, BNI tetap menjaga ritme semua lini untuk meningkatkan fee based income," ucapnya. 

BNI juga akan memperkuat produk consumer banking. Upayanya, antara lain, dengan meningkatkan penetrasi produk unggulan, seperti BNI Griya, BNI Fleksi, Taplus BNI, serta melakukan penetrasi produk dan layanan retail di cabang luar negeri kepada masyarakat Indonesia.

Selain itu, dengan mengimplementasikan layanan digital banking untuk meningkatkan penjualan dan customer interaction yang dilakukan melalui pengembangan solusi pembayaran elektronik. Penguatan penjualan juga diupayakan melalui optimalisasi bundling produk BNI dengan perusahaan anak kepada targeted segment.

"Misalnya, BNI Life Insurance, BNI punya nasabah 12 juta, sehingga sangat potensial kalau ditawarkan produk asuransi ini," ungkapnya.

Terkait kinerja, BNI menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 15-17 persen pada 2016. Target tersebut sedikit di atas target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di kisaran 13-15 persen.

Ia pun optimistis kondisi ekonomi tahun ini akan jauh lebih baik daripada kondisi perekonomian tahu lalu. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 juga lebih besar daripada realisasi pertumbuhan ekonomi 2015.

Oleh karena itu, lanjutnya, manajemen BNI sangat optimistis pertumbuhan bisnis 2016 akan lebih tinggi daripada realisasi 2015. "Kami melihat dengan kesiapan yang ada di BNI kami memberanikan diri memproyeksikan kredit tumbuh 15-17 persen," jelasnya seusai RUPSLB di kantor pusat BNI Jakarta, Selasa (12/1).

Sedangkan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diproyeksikan di kisaran 14-16 persen. Target pertumbuhan DPK lebih rendah dari pertumbuhan kredit karena untuk menjaga rasio loan to deposit (LDR).

Baiquni menyebutkan, strategi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai target tersebut melalui sinergi dan cross selling seluruh komponen perusahaan BNI Group. Menurutnya, selama ini sinergi BNI dengan anak perusahan sudah dilakukan, tapi belum optimal. Perseroan telah menyusun beberapa strategi dan akan diimplementasikan pada tahun ini.

Di sisi lain, untuk mencapai target profitabilitas, BNI berupaya mengimbangi ekspansi kredit dengan menjaga kualitas kredit. BNI menargetkan rasio kredit bermasalah (NPL) tahun ini di bawah 2,7 persen untuk gross.

Menurutnya, untuk menurunkan NPL, BNI menerapkan strategi konservatif proaktif. Artinya, dengan konservatif perusahaan melihat debitur mana yang sangat rentan terhadap kondisi usaha saat ini. Jika debitur tersebut hampir mendekati NPL maka lebih baik di-down grade kemudian dilakukan restrukturisasi. Sementara, proaktif dengan membentuk cadangan CKPN.

Posisi NPL gross BNI pada Juni 2015 di kisaran tiga persen. NPL tersebut bisa diturunkan menjadi 2,7-2,8 persen pada September 2015. ed: ichsan emrald alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement