Ahad 21 Feb 2016 12:42 WIB

Menjaga Hutan dengan Diskon Pengobatan (6-Tamat)

Red: operator

Janda-Janda Pun Membantu Konservasi

Maraknya pembalakan liar membuat 3.038 hektare di Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) Kalimantan Barat harus direhabilitasi pada kurun 2010-2014. Kondisi ekonomi yang buruk mendorong warga di sekitar TNGP mengandalkan hutan sebagai sumber penghasilan.

Untuk bisa membayar biaya rumah sakit, kayu hutan menjadi sumber dana. Maka, memadukan konservasi lingkungan dengan insentif pelayanan kesehatan membuat pembalakan liar berkurang drastis di TNGP. Wartawan Republika, Priyantono Oemar, menurunkan hasil liputannya dalam enam tulisan.

 

Soginah biasa mengumpulkan kotoran kambing dan kotoran sapi di kandang di kampungnya, Dusun Payak Itam. Kotoran itulah yang ia pakai untuk memupuk sayur-sayurannya. "Bisa juga untuk biaya berobat Klinik Asri,'' ujar warga Dusun Payak Itam itu di rumah Nurinten di Desa Sutera, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Rabu (27/1).

Di rumah Nurinten, berkumpul Soginah, Puniah, Toripah, dan Patma. Kesemuanya janda penerima kambing bergulir. Kambing Nurinten sudah beranak satu, betina, digulirkan ke Patma. "Kambing saya lagi bunting,'' ujar Patma, janda beranak tiga dengan satu cucu itu.

Mereka menjadi bagian dari 120 janda di 11 desa yang aktif memelihara kambing lewat program Kambing untuk Janda. Sudah ada 160 janda yang menjadi peserta, tetapi 40 janda sudah tidak aktif. Di antara mereka, ada yang kambingnya berkembang menjadi 23 ekor. "Tiap bulan ada pengecekan kesehatan,'' ujar Koordinator Program Kambing untuk Janda, Setyawati.

Menurut pendiri sekaligus pembina Yayasan Asri, drg Hotlin Ompusunggu, para janda menjadi sasaran program Kambing untuk Janda agar anak laki-laki mereka tidak menggantungkan penghasilan dari kayu hutan. Kambing-kambing itu menjadi `tabungan' mereka selain emas. Kalung dan gelang mereka besar-besar.

Ketika ditanya soal pilihan menyimpan emas atau memelihara kambing, mereka menjawab tegas:

kambing. Kambing bisa beranak-pinak dan, kata Puniah, "Bisa dijual.'' Tapi, Puniah tak berniat menjual kambing jantannya, ia akan memakainya untuk akikahan.

Soginah termasuk yang memilih menjual kambing daripada menjual kalung emasnya seberat 30 gram untuk berobat. Saat berdua dengan Kinari Webb, Soginah digoda Kinari. 

"Katanya habis beli kasur, ya?'' tanya pendiri sekaligus pembina Yayasan Asri itu.

"Iya, sisa buat berobat dipakai beli kasur,'' jawab Soginah, tersipu. Soginah mengaku belum pernah tidur di kasur. 

Tidur Soginah kini tentu lebih nyenyak. Apalagi, jika kelambu juga dipasang sehingga tak diganggu nyamuk. Yayasan Asri telah membagikan ribuan kelambu agar warga terhindar dari serangan nyamuk.

Banyak cerita sebelumnya, kelambu yang dibagi malah dipakai untuk menjaring ikan. Oleh karena itu, Hotlin perlu menjelaskan bahwa lingkungan rusak mengakibatkan banyak nyamuk.

Ia lantas mengajak partisipasi memperbaiki lingkungan dengan cara menukar bibit dengan kelambu. "Akhirnya, mereka memakai kelambu dan nyenyak tidur,'' ujar Hotlin.

Malaria termasuk tinggi kasusnya di sekitar Taman Nasional Gunung Palung (TNGP).

Pada 2007, Asri mencatat ada 71 kasus malaria per 100 penduduk. Lima tahun kehadiran Asri, kata Hotlin, "Pada 2012, kasus malaria turun menjadi 52 kasus per 100 penduduk.''

Angka kelahiran juga tinggi, 3,1 persen. Hotlin mengatakan, populasi menjadi salah satu ancaman bagi kelestarian hutan.

Bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) di Ketapang dan Kayong Utara, program KB pun digulirkan mulai 2009. Pada 2012, angka kelahiran pun turun menjadi 2,6 persen.

Rendahnya akses kesehatan dan pendidikan manjadi masalah pada awal berdirinya Kabupaten Kayong Utara pada 2007?pemekaran dari Ketapang. Masih sedikit yang meneruskan pendidikan menengah. Pada 2008, rata-rata lama sekolah hanya 5,6 tahun. Angka buta huruf mencapai 11,8 persen. "Pak Bupati mencanangkan pendidikan gratis dan layanan kesehatan gratis mulai 2009,'' ujar Kepala Dusun Sidorejo, Desa Sedahan, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Hamisah.

Saat Kabupaten Kayong Utara berdiri, angka putus sekolah sebanyak 11 ribu siswa. Pada 2008, terpilih bupati, tiga tahun kemudian, angka putus sekolah sebanyak 7.000 siswa. Jumlah keluarga miskin mencapai 14,5 persen. Indeks pembangunan manusia (IPM) saat itu nomor terakhir dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat.

Untuk layanan kesehatan gratis, di dusun didirikan poli dusun. Meski begitu, Klinik Asri yang telah memberi pelayanan sejak Juli 2007 tetap penuh meski harus membayar dengan bibit dan lainnya. "Menurut para warga, mereka tetap ke Asri karena alat-alatnya lengkap dan ada warga yang punya persepsi kalau layanan gratis kualitasnya kurang,'' kata Hamisah.

Kepala Balai TNGP Dadang Wardhana memuji program Yayasan Asri. "Program Asri sangat membantu konservasi TNGP karena mendorong masyarakat untuk tidak merusak hutan Taman Nasional dengan memberikan insentif pelayanan kesehatan,'' ujar Dadang.

Yayasan Asri menjadi mitra TNGP. TNGP juga bemitra dengan Yayasan Palung, Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Fauna

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement