Senin 14 Mar 2016 15:00 WIB

Dangdut Indonesia untuk Dunia

Red:

Dua jebolan Dangdut Academy Asia 2015, Danang Pradana dan Lesti Andryani, siap membawa musik dangdut ke kancah dunia. Dua lagu terbaru mereka yang dirilis akhir Februari lalu, Bidadari Jiwa dan Zapin Melayu, bakal dipromosikan di empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Tak tanggung-tanggung, lagu Danang dan Lesti khusus diciptakan oleh komposer ternama Suhaimi Mohd Zain alias Pak Ngah. Musikus Malaysia itu selama ini dikenal publik dengan lagu ciptaannya seperti Cindai, Laksmana Raja di Laut, dan masih banyak lagi.

Untuk Lesti, Pak Ngah menciptakan lagu berjudul Zapin Melayu. Lagu itu menjadi single ketiga Lesti setelah Kejora dan Pokoke Joged karya Nur Bayan sejak debutnya pada 2014.

Siswi berusia 16 tahun itu mengaku bersyukur bisa menyanyikan karya seorang maestro. Lesti juga tertantang karena harus berimprovisasi dengan musik melayu. "Musiknya rancak, upbeat, dengan nuansa melayu tapi tetap ada unsur dangdutnya. Jadi zapin-dut gitu," kata Lesti.

Cewek berkacamata yang biasa dipanggil Dedek itu menginformasikan, zapin adalah tarian rakyat rumpun Melayu. Kata zapin diambil dari kata zafin yang artinya gerak kaki cepat yang mengikuti rentak pukulan gendang. Tari tersebut merupakan satu dari beberapa jenis tarian melayu yang masih eksis sampai sekarang. Umumnya, zapin dijumpai di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.

Unsur budaya itu diyakini Lesti bisa membuat single-nya diminati penduduk sesama rumpun Melayu, yakni para penikmat musik di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Apalagi, lirik lagu Zapin Melayu sarat ajakan untuk melestarikan seni budaya.

Sementara, lagu Bidadari Jiwa yang diciptakan Pak Ngah untuk Danang lebih bernuansa romantis. Lagu itu mengisahkan perasaan seorang pria terhadap wanita pujaan yang tak mampu digapainya.

Sama seperti Lesti, Danang juga bangga dan tak menyangka bisa menyanyikan lagu karya Pak Ngah. Sejak kecil, Danang hanya mengenal nama Pak Ngah sebagai pencipta lagu lawas yang masih legendaris hingga kini.

Dengan tantangan baru musik bernuansa Melayu, juara pertama Dangdut Academy Asia (DAA) 2015 itu semakin terdorong untuk membuat karya yang baik. Itu sebabnya ia dan Lesti tidak merasa kesulitan ketika proses adaptasi dan rekaman berlangsung.

Bagi Danang, setelah memenangi DAA sebagai juara pertama dan kedua, ia dan Lesti diberi waktu dua minggu untuk mendengarkan lagu gubahan Pak Ngah. Kemudian, barulah mereka mengikuti proses rekaman pada hari yang sama.

"Danang take record siang sampai sore, Lesti sore sampai malam. Alhamdulillah masing-masing prosesnya hanya 3-4 jam, kemudian Pak Ngah langsung bilang bungkus," ujar pemuda kelahiran Banyuwangi, 23 April 1991 itu semringah.

Model video klip

Dengan adanya promo single tersebut, ada program khusus berjudul Danang Mencari Bidadari Jiwa di 4 Negara yang mengiringi. Program yang digagas Trinity Optima Production tersebut bertujuan mencari model video klip di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Nantinya, akan dipilih empat pemenang lewat media sosial dan dua pemenang lewat radio untuk mendampingi Danang dalam video klipnya. Pengambilan gambar video klip Bidadari Jiwa juga bakal dilakukan di empat negara tersebut.

Andrey Norman Siwu, A&R Trinity Optima Production berharap, lagu yang dipopulerkan Danang dan Lesti bisa menjadi representasi rumpun Melayu dan disambut baik di empat negara tujuannya. Bukan tidak mungkin, dangdut bakal terus diusung agar semakin mendunia. Selama ini, dangdut yang berakar dari musik Hindustan, Melayu, dan Arab, hanya tersohor di kalangan tertentu saja. Dengan keterlibatan Danang-Lesti yang terbilang masih muda, banyak kalangan yang tak lagi segan mendengarkan dangdut.

Ia berharap, Danang dan Lesti bisa menginspirasi generasi muda lain untuk mencintai musik rakyat itu. Dengan demikian, musik dangdut tidak disepelekan dan dipandang sebelah mata. "Kami berharap mereka dapat menjaga nama besar dangdut, berkarya dengan kreativitas yang tidak ada habis-habisnya," tutur Andrey. c34, ed: Endah Hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement