Rabu 13 Aug 2014 12:00 WIB

Hari Kemerdekaan Kehilangan Makna?

Red:

Tepat pada 17 Agustus 2014, bangsa Indonesia akan memperingati ke-69 hari kemerdekaannya. Sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia karena sejak itulah bangsa Indonesia terbebas dari belenggu penjajah Belanda dan Jepang.

Maka, menjelang peringatan hari kemerdekaan ada banyak kemeriahan dan perayaan yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Ada upacara kemerdekaan, perlombaan, hingga pengibaran bendera merah putih di sejumlah tempat.

Namun, faktanya semakin tahun berganti, peringatan 17 Agustus dinilai kurang bermakna dan hanya menjadi seremoni upacara biasa. Jadi tak heran, peringatan kemerdekaan tidak lagi berpengaruh besar bagi masyarakat, termasuk generasi muda Indonesia.

Menurut sejarawan JJ Rizal, hal ini dipicu lantaran masyarakat menganggap pemerintah gagal dalam memenuhi amanah dan cita-cita kemerdekaan. Terlebih, dengan masih banyaknya persoalan nasional yang kerap terjadi selama ini.

Mulai dari masalah pendidikan, penindasan terhadap warga, keadilan hukum, korupsi, pelayanan publik yang minim, dan lainnya. Akibatnya, masyarakat tidak terlalu memaknai nilai kemerdekaan, selain hanya memperingati bertambahnya pertahanan kemerdekaan setiap tahunnya.

"17 Agustus jadi kurang berpengaruh besar bagi masyarakat karena pemerintah dianggap gagal memenuhi cita-cita kemerdekaan," ujar Rizal.

Menurutnya, masyarakat sangat mengharapkan para petinggi elite politik memenuhi amanah di tingkat realita maupun konseptual. Sebab, hal itulah yang menjadi ukuran kemajuan dan keberhasilan kemerdekaan yang didapat Indonesia selama ini.

Tapi kenyataannya sekarang ini, kata Rizal, pemerintah terkesan tidak peka, bahkan belum memahami apa cita-cita kemerdekaan, yang telah diperjuangkan para pejuang.  Alhasil, saat ini masyarakat, khususnya generasi muda, kurang memaknai, bahkan tidak menghargai peringatan upacara kemerdekaan yang digelar setiap tanggal 17 Agustus.

Anak muda justru dituding bersikap tidak fokus dan justru lebih memilih untuk mengobrol atau bercanda bersama teman-temannya.

Sebab, timbal balik yang diinginkan masyarakat untuk dilakukan para pengambil keputusan atau pemerintah belum dirasakan hingga saat ini. "Tentu saja harus ada timbal balik dari pemerintah. Pemenuhan amanah kemerdekaan proklamasi menjadi ukuran untuk menghargai suatu bangsa. Bukan justru tidak melaksanakan dan bahkan menggampangkannya."

***

Di Balik 17 Agustus

1. Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 merupakan puncak perjuangan bangsa ini. Jadi, serangkaian perjuangan menentang kolonial akhirnya akan mencapai pada suatu puncak, yakni kemerdekaan.

2. Dengan kemerdekaan, berarti bangsa Indonesia mendapatkan suatu kebebasan. Bebas dari segala bentuk penindasan dan penguasaan bangsa asing. Bebas menentukan nasib bangsa sendiri. Hal ini berarti bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berdaulat, bangsa yang harus memliki tanggung jawab sendiri dalam hidup berbangsa dan bernegara.

3.Kemerdekaan adalah suatu jalan "jembatan emas" atau merupakan pintu gerbang untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Jadi, dengan kemerdekaan itu bukan berarti perjuangan bangsa sudah selesai. Tetapi, justru muncul tantangan baru untuk mempertahankan dan mengisinya dengan berbagai kegiatan pembangunan.

N red: aghia khumaesi, rizky jaramaya ed: endah hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement